Rossi Ibaratkan MotoGP Tanpa Dia seperti Piala Dunia Tanpa Italia

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Rabu, 06 Desember 2017 | 21:09 WIB
Rossi Ibaratkan MotoGP Tanpa Dia seperti Piala Dunia Tanpa Italia
Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, saat menghadiri jumpa pers jelang balapan MotoGP Aragon, Kamis (21/9/2017). [AFP/Javier Soriano]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kehadiran Valentino Rossi di lintasan aspal MotoGP, tidak bisa dipungkiri masih jadi magnet terbesar bagi balapan roda dua paling termahsyur di kolong langit ini.

Hal itu pun diakui CEO Dorna--penyelenggara MotoGP--Carmelo Ezpelata dalam pernyataannya beberapa waktu silam.

Bahkan, lantaran khawatir daya tarik MotoGP akan berkurang bila Rossi pensiun, Ezpelata pun sampai memberikan 'akses khusus' bagi sang pebalap jika ingin memiliki sebuah tim di kelas MotoGP.

Kekhawatiran ini bisa dimengerti mengingat usia The Doctor, julukan Rossi, yang sudah tidak muda lagi: 38 tahun.

Baca Juga: Setelah Kontrak Habis, Vinales Akan Hengkang dari Yamaha?

Tahun depan, Rossi memang masih akan turun balapan, mengingat kontraknya baru habis bersama Yamaha pada akhir musim 2018.

Namun, setelah itu, tidak ada yang tahu kelanjutan kiprah Rossi. Juara dunia sembilan kali ini pun masih belum memutuskan apakah akan terus membalap atau pensiun di akhir musim 2018.

Dia baru akan membuat keputusan lanjut balapan atau pensiun setelah mengevaluasi prestasinya di musim depan.

Rossi pun berkelakar, tanpa kehadirannya, MotoGP ibarat Piala Dunia tanpa kehadiran Italia.

"Kejuaraan dunia MotoGP tanpa saya seperti Piala Dunia tanpa Italia. Saya akan mencoba untuk lebih lama lagi (di MotoGP)," ujar Rossi, dikutip dari GP One, Rabu (6/12/2017).

Baca Juga: Musim Depan, Rossi Ganti Design Helm, Buang 'Sial'?

Seperti diketahui, Timnas Italia gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2018. Hal itu menyusul kalah agregat 0-1 dari Swedia dalam play-off Zona Eropa, pertengahan November lalu.

Kegagalan tersebut jadi mimpi buruk bagi persepakbolaan Italia mengingat jadi yang pertama dalam 60 tahun terakhir.

Konsekuensinya, Federasi Sepakbola Italia (FIGC) pun memecat sang pelatih, Gian Piero Ventura. Dan sebagai bentuk malu dan tanggung jawab, Carlo Tavecchio pun memutuskan mundur dari kursi presiden FIGC.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI