Tiga Penyebab Masalah Antarnegara Versi Hadi Tjahjanto

Rabu, 06 Desember 2017 | 13:55 WIB
Tiga Penyebab Masalah Antarnegara Versi Hadi Tjahjanto
Calon Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjalani uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di Komisi I, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/12).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebutkan tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan antar negara saat ini. Ketiga faktor tersebut adalah dinamika perkembangan lingkungan strategis, instrumental input dan paradigma nasional, serta tugas dan fungsi yang diemban oleh TNI.

"Maka di dalam menentukan visi dan misi serta program-program prioritas TNI ke depan, sangatlah diperlukan suatu pemahaman terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul yang disebabkan oleh adanya interaksi diantara tiga faktor ini," kata Hadi saat menyampaikan visi misinya ketika menjalani uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi I di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/12/2017).

Hadi mengatakan fenomena yang paling mudah diamati terkait perkembangan lingkungan startegis adalah telah terjadi perubahan fundamental terhadap persaingan politik dunia.

Menurutnya, perkembangan lingkungan strategis baik dalam tataran global, regional maupun nasional yang dinamis merupakan faktor yang menentukan konsep pertahanan negara.

Baca Juga: Fraksi Golkar Akan Kawal Hadi Tjahjanto di "Fit and Proper Test"

"Hal ini terkait perspektif ancaman kontemporer, baik yang berdimensi militer murni maupun non militer atau campuran diantara keduanya," katanya.

Hadi mengatakan setelah runtuhnya Uni Soviet, polarisasi kekuatan dunia yang semula bipolar berubah menjadi unipolar. Negara adidaya tunggal dalam sistem politik dunia.

Namun demikian dinamika tersebut tidak menemukan kestabilan, sehingga muncul polar-polar kekuatan baru di berbagai belahan dunia.

"Oleh karenanya konstelasi tersebut kini menjadi uni muliti polar di mana super power tidak mampu melaksnakan tindakannya secara unilateral, tanpa adanya bantuan kekuatan-kekuatan regional lainnya. Dan begitupun sebaliknya, kondisi ini nampaknya akan stabil untuk beberapa dekade kedepn," kata Hadi.

Calon pengganti panglima Jenderal Gatot Nurmantyo tersebut mengatakan dalam realitasnya kekuatan-kekuatan yang berkonflik tidak akan lagi didominasi oleh entitas negara tetapi juga non negara. Dampak lanjutannya adalah diameter konflik tidak menjadi simetris, melainkan lebih sering bersifat asimetris.

Baca Juga: Hadi Tjahjanto Ditunjuk Jadi Panglima, PKS akan Uji di Komisi I

"Beberapa catatan penting terkini dalam konstelasi global kontemporer di antaranya tatanan dunia baru. Seiring melemahnya hegemoni negara super power sebagai akibat pengaruh kekutan-kekuatan ekonomi baru seperti China, Rusia, India, dan Brazil," kata Hadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI