Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump direncanakan mengumumkan keputusannya terkait diakui atau tidaknya Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Rabu (6/12/2017) hari ini.
Trump sebelumnya mengungkapkan, mempertimbangkan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Jika pengakuan itu diberikan, maka Israel memunyai alasan untuk mengusir warga Palestina dari Yerusalem.
“Presiden akan mengumumkan keputusannya mengenai hal tersebut. Dia sudah memunyai pemikiran pasti tentang hal itu,” kata Juru Bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders, seperti dilansir Anadolu Agency.
Ketika ditanya apakah Trump telah mempertimbangkan potensi kekerasan yang mungkin timbul dari sikap Washington tersebut, Sanders mengatakan "Sejumlah hal telah diperhatikan dan dipertimbangkan dalam keputusan presiden".
Baca Juga: Ini Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2017
Sebelumnya, Trump juga mengutarakan hendak memindahkan kantor kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, sebagai jalan pengakuan kota tersebut sebagai pusat pemerintahan Israel. Namun, karena mendapat banyak protes, Trump menunda pemindahan kantor tersebut.
Sejumlah pemimpin negara-negara Timur Tengah dan Eropa telah menentang Trump, yang mempertimbangkan pengakuan Yerusalem sebagai milik Israel.
Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengatakan, Selasa (5/12), pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan menimbulkan “konsekuensi serius”.
"Jerusalem adalah garis merah bagi umat Islam," kata Erdogan dalam sebuah pertemuan anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berkuasa.
"Kami mohon sekali AS, sekali lagi, kalian tidak dapat mengambil langkah ini," katanya.
Baca Juga: Disebut Maju di Pilkada Sumut, Pangkostrad Ajukan Pensiun Dini