Sebelumnya, pemimpin kelompok Houthi Yaman merayakan kematian mantan presiden Ali Abdullah Saleh, sebagai kemenangan terhadap plot perang agresi yang dilakukan Arab Saudi.
Saleh sejak sepekan terakhir memutuskan tak lagi mendukung milisi Houthi, dan justru berpaling mendukung perang agresi Arab Saudi.
Partai Kongres Rakyat Umum (GPC), seperti dilansir Al Jazeera, mengonfirmasi kematian pemimpin mereka itu. Saleh ditembak mati setelah rombongan mobilnya diadang milisi Houthi, Senin (4/12).
Dalam siaran televisi Al Masirah TV, pemimpin milisi Houthi, yakni Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pihaknya membunuh Saleh karena pengkhianatannya terhadap rakyat Yaman.
Baca Juga: Kecelakaan Kereta Api Jerman, Lebih dari 40 Orang Cedera
"Saleh telah mengkhianati ribuan rakyat Houthi yang menjadi mayat karena dibunuh oleh tentara Saudi. Ia berkhianat dan mau bekerja sama dengan Saudi untuk meneruskan perang di negeri ini," kata Abdul Malik.
Abdul Malik juga mengungkapkan, telah mengalahkan gerombolan loyalis Saleh dalam tiga hari peperangan.
Ia lantas meminta sisa-sisa milisi pengikut Saleh meletakkan senjata dan balik mendukung perjuangan rakyat Yaman untuk mengusir penjajah Saudi.
Tak hanya itu, Abdul Malik juga memastikan milisi Houti tak bakal menyerang GPC untuk membalas pengkhianatan Saleh.
"Masalah kami bukanlah dengan GPC sebagai institusi partai atau anggota-anggotanya. Masalah rakyat Yaman adalah penjajahan Saudi," tegasnya.
Baca Juga: Chelsea Turun Posisi, Atletico Turun Kasta
Selain itu, ia juga menegaskan Houthi tetap memegang kendali kekuasaan atas seluruh wilayah Yaman.