Suara.com - Cinta dengan gadis pujaan, Wulan, tak direstui orangtua, pemuda bernama Kiki Darma Yuda (22) mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.
Ibunda, Mamah (41), yang pertamakali menemukan Darma menggantung di pintu kamar rumahnya, Jalan Bangka II, gang 4, RT 2, RW 2, nomor 15, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (5/12/2017), sekitar pukul 04.30 WIB.
"Ketika itu saksi bangun dan melihat anaknya sudah tergantung di pintu kamar," kata Kapolsek Mampang Prapatan Komisaris M. Safi'i melalui keterangan tertulis.
Mamah menjerit histeris. Suaranya mengagetkan anggota keluarga rumahnya.
Sebelum mengakhiri hidup, Yuda menulis pesan di sepucuk surat. Surat itu ditaruh di dekat kasur.
Surat berisi tulisan tangan tersebut berisi permohonan kepada orangtua agar merestui hubungan asmaranya dengan Wulan.
"Ditemukan sepucuk surat yang bertuliskan bahwa korban atas nama Kiki menginginkan hubungan cintanya direstui oleh orangtuanya," kata Safi'i.
Kasus di Jakarta Utara
Dua bulan yang lalu, lelaki berinisial (31) juga mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di di rumahnya, Jalan Jembatan Tiga, Gang Lontar, nomor 16, RT 10, RW 3, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Menurut keterangan saksi, jasad korban pertamakali ditemukan kakak korban yang ketika itu ingin masuk ke dalam kamar. Sang kakak tadinya ingin mengecek apakah adiknya di dalam kamar atau tidak karena pintu dalam keadaan terkunci.
Sudah diketok-ketok dan dipanggil-panggil, tetapi tak ada yang menyahut, akhirnya kakak membongkar pintu.
Betapa dia terperanjat, mendapati leher adik terikat tambang.
Lantas, dia segera memanggil saudara untuk membantu melepaskan tali tambang.
Saksi yang pertama memegang badan P, saksi yang kedua memotong tali tambang dengan menggunakan pisau.
Setelah berhasil diturunkan, P langsung dibawa ke Rumah Sakit Atmajaya menggunakan dengan menggunakan bajaj.
Sesampai di Rumah Sakit Atmajaya, P dinyatakan sudah meninggal dunia.