Suara.com - Marisa Rosalyn (30) mengungkapkan alasan suaminya bernama Stevanus Christover memilih tidak ikut melaksanakan kebaktian di gereja, Minggu (3/12/2017).
Ketika ditinggalkan sang istri beribadah, Stevanus bersama putrinya berinisial GS yang masih berusia 1 tahun didatangi kawanan perampok dan disekap di rumahnya di Villa Kedoya, RT 11, RW 2, nomor F2, Jalan Adi Karya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Stevanus berada di rumah untuk menjaga anaknya yang baru sembuh setelah didera sakit flu. Karena dianggap belum pulih, Stevanus juga meminta agar istrinya tak mengajak anaknya ke gereja.
"Kebetulan memang anak saya baru sembuh dari flu. Kan baru baikkan, Stevanus bilang jangan diajak ke gereja dulu," kata Marisa saat ditemui Suara.com di rumahnya, Selasa (5/12/2017).
Baca Juga: Viral, Anjing Selamatkan Korban Perampokan
Kepada istrinya, Stevanus juga menyampaikan agar ibadah kebaktian di gereja itu dilaksanakan bergantian.
"Kami ibadahnya gantian saja. Biasanya kami bareng ibadah, kan juga kebetulan hari libur ya," kata dia.
Biasanya setiap akhirnya Stevanus mengajak putri mereka jalan-jalan. Bahkan awalnya ada rencana keluarga untuk berlibur ke kawasan puncak, Bogor, Jawa Barat.
"Kalau libur kita juga biasa jalan-jalan. Awalnya mau ke gereja bareng terus jalan-jalan. Niat awalnya begitu," katanya
"Justru tadinya kami mau jalan-jalan ke puncak sama semua keluarga. Mungkin ini diluar rencana juga kali ya," sambung Marisa.
Baca Juga: Range Rover Mantan Pesepakbola Brasil Jadi 'Korban' Perampokan
Kawanan perampok yang berjumlah dua orang ini menyantroni rumah korban dengan cara merusak gagang pintu. Setelah itu, kedua langsung menyasar ruangan di lantai atas milik orangtua Marisa. Ketika kawanan bandit masuk ke dalam rumah, Stevanus sedang bersama anaknya di kamar bawah. Saat itu juga kedatangan para perampok itu tak diketahui korban.
Setelah menggasak barang berharga di kamar tersebut, pelaku kemudian masuk ke kamar Stevanus yang sedang bermain bersama putrinya.
Stevanus tak bisa melawan ketika salah satu perampok menodongkan senjata api ke bagian kepala. Ketika itu, putri kandungnya juga tak henti-hentiknya menangis dan menjerit kencang karena ketakutan melihat pelaku menggunakan masker dan helm.
Saat diancam dengan senjata, kata Marisa, pelaku meminta uang kepada suaminya. Karena suara tangisan anak kandungnya terdengar semakin keras, para pelaki menyekap Stevanus dan GS di kamar dengan dikunci dari luar.
Stevanus bisa menyelamatkan diri setelah keluar kamar melalui jendela. Kunci kamar tersebut lanjut Marisa baru ditemukan sore hari ketika polisi mendatangi lokasi rumah dan melakukan pemeriksaan.
"Jadi selama disekap, kita juga nggak tahu kunci cadangan kamar itu ada atau nggak. Kunci kamarnya itu baru ketemu sore di sela-sela sofa. Sepertinya dibuang para pelaku di sofa ruang tamu," katanya.
Dalam kasus perampokan sekaligus penyekapan tersebut, polisi belum menemukan bukti-bukti berupa keterangan atau alat bukti untuk mengungkap pelakunya.