Dalam catatan setebal 335 itu, kita bisa melihat sosok Bahrun dari dekat.
Bahrun membuka tulisannya dengan bab berjudul “Manifesto”. Dia mengatakan keputusan meluncurkan bukunya sudah dipertimbangkan secara mendalam.
“Secara umum, mungkin banyak di antara sahabat yang berpikir apakah tulisan ini tidak termasuk perkara amniyyah (rahasia) yang harus ditutup rapat? Hm.. Bagi penulis, ide-ide memang harus disebarkan secara luas,” tulis Bahrun dalam e-book yang diluncurkan tahun 2016 tersebut.
Bahrun juga mengakui tak memiliki keinginan menjadi pemimpin, meski sudah berada di ISIS. Dia mengaku tanggungjawabnya di ISIS sangatlah besar.
Baca Juga: Marah Lihat Tayangan Metro TV, Sam Aliano Lapor ke KPI
Bahrun juga mengidolakan Abu Muhammad al-Adnani yang menjadi ahli strategi gerakan ISIS. Berkali-kali Bahrun memotivasi anggota Daulah dengan mengutip pernyataan tokoh ISIS yang tewas tahun 2016 itu.
"Wahai muwahhid di mana pun kalian berada… Hambatlah mereka yang ingin membahayakan saudara-saudara dan Daulah kalian, semampu kalian,” pesan Adnani yang dinukil Bahrun.
Pengaruh Bahrun
Pengamat terorisme Harits Abu Ulya mengatakan jika benar Bahrun tewas, kematiannya tak banyak memiliki pengaruh di Indonesia.
Sebab, Bahrun hanyalah kombatan di struktur ISIS, bukan pemimpin seperti Bahrumsyah atau ideolog laiknya Aman Abdurrahman.
Baca Juga: Luis Milla Bicara Peluang Spanyol di Piala Dunia 2018
“Bahrun berusaha membangun jaringan sendiri, tapi gagal. Di sosial media intelijen dengan cepat menempel,” ujar Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) ini.