Suara.com - Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh relawan bencana untuk memperkuat layanan psikososial bagi para korban bencana.
Hal tersebut disampaikannya saat menutup Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah Ke-2 di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Minggu (4/12/2017).
"Saya berharap, relawan juga ikut membantu memberikan layanan dukungan psikososial kepada korban bencana. Tidak terkecuali Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC)," ujarnya.
Khofifah menerangkan, Kemensos memiliki tanggung jawab dalam upaya penanggulangan bencana pada cluster pengungsian, logistik dan layanan psikososial. Saat ini Kemensos memiliki pusat unggulan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) yang berpusat di STKS Bandung.
Jika ada relawan yang berminat mengembangkan kapasitas LDP, Khofifah mempersilahkan menggunakan Tagana Training Center di Sentul - Bogor.
LDP sendiri, lanjutnya, merupakan layanan psikososial dasar kepada korban bencana yang mengalami trauma agar segera dapat keluar dari kondisi traumatik dan dapat segera kembali termotivasi hidupnya. Tugas tim LDP adalah memberikan trauma healing dan konseling kepada kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, difabel, dan ibu hamil.
"Mereka (pengungsi) tidak cukup hanya ditenangkan dari rasa panik, tetapi juga harus membangun ketenangan rohaniah. Kalau itu dari MDMC, saya rasa akan menyatu pada psikososial terapinya, karena berbasis religi. Harapannya, terapi psikososial yang berbasis spriritualitas ini akan memberikan dampak lebih kuat dan berjangka panjang ," katanya.
Pada kesempatan itu, Khofifah bercerita soal akibat yang ditimbulkan oleh siklon tropis yang terjadi di Indonesia baru-baru ini. Hujan dengan intensitas tinggi dan angin, pada saat yang bersamaan mengakibatkan banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah, terutama di Provinsi DI Yogyakarta dan Pacitan.
Menurutnya, kejadian ini harus menjadi bagian dari pembelajaran dan pengalaman bersama terkait kondisi alam Indonesia. Perubahan iklim global bisa berdampak pada makin kuatnya cuaca ekstrem, sehingga relawan harus menyiapkan berbagai langkah antisipasi dan mitigasi bencana, sekaligus mitigasi dampak bencananya secara detail.
Dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia, menurut BNPB, terdapat 323 kabupaten/kota yang berisiko tinggi terhadap bencana alam.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga mengapresiasi langkah MDMC yang dinilainya terlibat sangat aktif dalam penanggulangan bencana di Tanah Air. Ia berharap, MDMC bisa menjadi gerakan baru hidmah Muhammadiyah, selain pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial lainnya.
"Mudah-mudahan langkah strategis ini diikuti oleh ormas lainnya, sehingga upaya penanggulangan bencana dapat lebih cepat, efektif dan massif," ujarnya.
Secara khusus, Khofifah minta para relawan untuk maksimal dalam memberikan pertolongan kepada korban bencana alam, tanpa melihat latar belakang suku, agama, ras, dan perbedaan-perbedaan lainnya.