Mati saat Lindungi Pria Tua, ABG Muslim Jadi Pahlawan di Kanada

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 05 Desember 2017 | 10:30 WIB
Mati saat Lindungi Pria Tua, ABG Muslim Jadi Pahlawan di Kanada
ILUSTRASI. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas Kanada menahan seorang laki-laki yang menembak mati remaja Muslim berusia 19 tahun yang disebut polisi sebagai “pahlawan”.

Aparat kepolisian bertekad mencari seorang pelaku lain yang diyakini berkomplot menembak mati remaja bernama Yosif al-Hasnawi tersebut di halaman masjid, Hamilton, Ontario, Senin (4/12/2017).

Selain itu, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (5/12), pemerintah juga menginvestigasi petugas medis yang datang ke lokasi kejadian untuk merawat Yosif sebelum dia meninggal.

Petugas medis itu mendapat kritik dari publik karena dianggap tak cekatan dan malas-malasan saat merawat korban.

Baca Juga: Pemainnya Cedera Gara-gara Lapangan Becek, Milla Sedih

Mahasiswa ilmu kedokteran Brock University tersebut dipuji oleh polisi sebagai “pahlawan” karena berani mengorbankan nyawa untuk mencegah dua laki-laki melecehkan seorang pria tua.

“Pemuda ini melakukan yang benar pada situasi tersebut. Dia adalah pemuda pemberani, seorang pahlawan,” kata pejabat kepolisian setempat Steve Bereziuk.

Peristiwa itu berawal ketika Yosif keluar dari Masjid Al Mostafa Islamic Centre sekitar pukul 21.30 malam.

Ia keluar karena mendengar keributan di luar masjid. Ternyata, terdapat dua laki-laki tengah mengeroyok seorang pria tua.

Yosif lantas meminta kedua laki-laki itu berhenti mengganggu si pria tua.

Baca Juga: Waspadai Produsen Mobil Swakemudi 'Lepas Tangan', GM 'Disentil'

“Dia melihat pria tua tengah berjalan mencoba kabur dari kedua laki-laki yang memukulinya. Yosif hanya mengatakan kepada mereka untuk tak mengganggu kakek itu,” kata saksi mata.

Selanjutnya, dua laki-laki itu justru menumpahkan amarah ke Yosif. Salah satu dari mereka bahkan menembak Yosif.

Ternyata Yosif terluka parah. Pengurus masjid lantas menelepon tenaga medis untuk datang memberikan perawatan pertama.

“Namun, petugas medis yang datang mengatakan bahwa Yosif akan baik-baik saja dan memberikan perawatan seadanya. Padahal Yosif mengatakan kepada mereka bahwa dia tak susah bernafas. Setelahnya, Yosif meninggal,” kata Amin Al Tahir, pengurus masjid.

Saksi lainnya yang tinggal di daerah tersebut, Tom Raczynski, mengakui petugas medis sempat berbicara dengan sesamanya bahwa Yosif berbohong.

“Mereka menuduh Yosif berbohong soal sakit luka tembaknya. Satu paramedis bahkan mengatakan keapada Yosif, ‘oh, kau aktor yang baik’ untuk menghina,” kata Tom.

Petugas kepolisian Bereziuk mengatakan, Yosif diketahui seorang imigran. Ia dan orang tuanya pindah dari Irak ke Kanada pada tahun 2008.

“Dia adalah Samaritan yang baik. Kami akan menggelar upacara kematian untuknya di sini. Jenazahnya akan dikirimkan ke Irak,” tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI