Suara.com - Ketua DPD I Partai Golongan Karya (Golkar) Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan suara partai sudah bulat dan solid untuk melaksanakan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).
Munaslub tersebut digelar untuk memilih ketua umum baru menggantikan Setya Novanto, yang kekinian berada dalam terungku KPK karena menjadi tersangka kasus korupsi KTP elektronik.
"Kalau DPD I di seluruh Indonesia berkumpul dan DPD II nya, itu kedaulatan siapa, kedaulatan bersama unsur DPP yang menginginkan munas perubahan," kata Dedi di Purwakarta, Senin (4/12) malam.
Dia mengatakan, pemegang suara kedaulatan di Golkar sudah bulat termasuk Trikarya. Ormas Trikarya tersebut adalah Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).
Baca Juga: Facebook Buka Lowongan Buat 800 Orang, Berminat?
"Berarti seluruh pemegang suara kedaulatan partai Golkar sudah bulat. Jadi kalau ngomong Golkar sangat solid, sekarang Golkarlah yang paling solid," kata Dedi.
Sementara itu, Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan, Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar akan mencegah potensi kubu pro-Setya Novanto menggagalkan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar.
Terkait waktu penyelenggaraan Munaslub Golkar, Kalla yang juga politikus senior Partai Golkar itu meminta publik menunggu, karena pada intinya sebagian besar DPD tingkat I dan II menghendaki dan telah mengirimkan permintaan munaslub kepada DPP.
Menanggapi hal tersebut, Dedi mengharapkan elite-elite Golkar yang di Jakarta untuk memperjuangkan pelaksanaan munaslub dan merespon tuntutan DPD I.
"Elite di Jakarta harus berjuang merespons tuntutan DPD I itu. Kalau DPP tidak mau pleno untuk melakukan penetapan munaslub, kami buat munas saja DPD I dan mengundang unsur DPP yang menginginkan perubahan di Golkar. Itu bisa dilakukan," kata Dedi.
Baca Juga: Gabung Sriwijaya, Ini Alasan Adam Alis Tinggalkan Arema