Suara.com - Menurut sumber, mediasi kesukuan mampu meyakinkan mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh meninggalkan rumahnya di Sanaa menuju kampung halaman di distrik Sinhan.
Houthi dilaporkan setuju memberikan Saleh rasa aman di bawah kesepakatan kesukuan.
Sumber mengatakan kepada Al Arabiya bahwa Saleh meninggalkan rumahnya di Sanaa dengan mengendarai satu mobil bersama putranya dan dua petinggi Partai Kongres Rakyat Umum.
Seorang sumber mengatakan jika mobil Saleh tiba di daerah Sayan, beberapa kilometer dari desa Beit al-Ahmar di Sanhan, sampai rombongan tersebut diblokir oleh tujuh mobil yang penuh dengan militan Houthi.
"Mobil yang membawa Saleh tidak bisa melarikan diri karena tujuh mobil Houthi benar-benar menghalangi mereka," kata sumber tersebut.
Militan Houthi dilaporkan memaksa mantan presiden dan yang lainnya turun dari mobil, dan kemudian ada perintah menembakkan senapan ke perut Saleh dan kepalanya.
Beberapa sumber mengatakan, setidaknya 35 peluru ditembakkan.
Saleh bertemu dengan orang-orang kepercayaannya dan anggota partai pada Senin di dekat 60th Street, Sanaa, pada dini hari.
Menurut informasi yang ada, milisi Houthi mulai membom rumah Saleh di Sanaa dengan granat RPG.
Setelah Saleh memutuskan pergi bersama para pemimpin partai ke kampung halaman di Sinhan, 40 km tenggara Sanaa, milisi Houthi berhasil menghentikan iring-iringan mobilnya.