"Dia (Ucok) dibawa dari kostnya, kami juga tidak mengerti kenapa dia diambil, padahal dia tidak terlalu aktif didalam politik tetapi dia orangnya keras dan peduli dengan sesama," Ujar Paian.
Paian merasa pemerintah tidak memberikan perhatian kepada para pejuang dan orang tua yang mencari anaknya dalam kasus tragedi 98
"Tidak mendapat perhatian dari pemerintah, permasalahanya karena ketidakjelasan keberadaannya"ujar Paian.
Paian sebagai orang tua dari anak yang diculik pada tragedi 98 hanya meminta kejelasan, apakah anaknya sudah meninggal atau masih hidup di suatu tempat.
Baca Juga: Komnas HAM: Kelompok Bersenjata Jadikan 1300 Warga Sebagai Tameng
"Terpenting saat ini perlu kepastian apakah sudah meninggal, maka kita akan memperjuangkan akta kematian dan urusan kartu keluarga, karena sampai sekarang namanya masih ada," Kata Paian.
"Intinya harus dicari. Belum ada sedikitpun kebijakan pemerintah untuk melakukan pencarian. Melakukan pencarian tidak terlalu sulit dan tidak hubungan dengan politik," Tambahnya.
Usia Paian dan istrinya sudah tidak muda lagi, terlebih lagi istrinya harus duduk diatas kursi roda karena setelah kehilangan anaknya dia sakit-sakitan.
"Buat kami yang sangat tua, agar dapat melakukan sesuatu karena kita tidak mungkin berdoa dengan mengucapkan dia (Ucok) disisi tuhan tapi ternyata dia masih hidup disuatu tempat," Imbuhnya.
Paian juga berharap Amnesty bekerjsama dengan institusi yang berhubungan dengan HAM agar dapat membantu dalam penegakan hak mereka.
Baca Juga: Lapor Komnas HAM, YPKP 65 Temukan 16 Kuburan Massal Baru
"Bukan pemerintah bisa menemukannya (korban), akan tetapi bagaimana pemerintah sungguh-sungguh mencari korban yang hilang," tandas Usman. (Julistania)