Sekitar 40 mahasiswa gagal menemui Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota Jakarta, Senin (4/12/2017). Tadinya, mereka akan membicarakan masalah reklamasi Teluk Jakarta.
"Saya, kami kecewa. Kami tidak bertemu Pak Anies padahal kami sudah dari pagi," kata perwakilan mahasiswa Irfan Maftuh.
Mereka hanya diterima oleh perwakilan pemerintah. Kepala Kewaspadaan Kesbangpol DKI Jakarta Primus Wawo mengatakan Anies dan Sandiaga sedang sibuk.
"Saya Primus dari Kesbangpol (diutus) untuk menemukan adik-adik. Sebelumnya, kami memberi tahu kalau Pak Anies sedang sibuk, agendanya, waktunya sudah full. Jadi tidak ada kesempatan untuk bertemu," katanya di hadapan mahasiswa.
Primus berharap para mahasiswa memahami kesibukan Anies dan Sandiaga. Lagi pula, seharusnya mahasiswa membuat janji pertemuan dulu agar diagendakan staf Anies maupun Sandiaga.
"Kedatangan adik-adik ke sini menyampaikan aspirasi saat gubernur berkampanye juga menyampaikan hal ini supaya bagaimana reklamasi supaya distop, tidak dilanjutkan. Artinya bahwa banyak pertimbangan ke depan melihat bagaimana ini menjadi pokok-pokok pikiran di kalangan kampus maupun di kalangan pengamat ya? Para pengamat melihat bagaimana Jakarta ke depannya ini menjadi jangan sampai banyak pihak kepentingan-kepentingan yang lain di DKI Jakarta," kata Primus.
Lantas Primus menawarkan dua opsi kepada perwakilan mahasiswa.
"Tidak bisa memaksakan, saya hanya menerima. Di sini ditawarkan dua opsi, pertama itu datang besok pagi sebelum Pak Anies datang dan meminta tanda tangan secara langsung. Opsi ke dua, suratnya dimasukkan ke bagian sekretariat, tapi tidak dipastikan kapan akan selesai ditandatangani. Semua sudah ada sistem, sudah ada tidak bisa diotak-atik," kata dia.
Orasi di depan Balai Kota
Sebelumnya, mahasiswa yang tergabung dalam Front Nasional Mahasiswa Pemuda Indonesia orasi di depan Balai Kota.
Mereka ingin Anies dan Sandiaga menandatangi petisi untuk memenuhi janji kampanye, menghentikan proyek reklamasi Teluk Jakarta. Petisi berisi empat poin.
"Kami harus turun dan menyuarakan suara untuk menyetop reklamasi itu sendiri untuk memberhentikan dan mendukung gubernur DKI karena Gubernur pernah berjanji dan berkampanye sebelum menjadi gubernur DKI untuk memberhentikan reklamasi itu sendiri," kata Maftah.
Menurut mahasiswa Anies harus menepati janji kampanye. Menurut mereka hingga saat ini belum ada kejelasan apakah pemerintah tetap menghentikan atau akan melanjutkan.
"Tapi jika tidak, kami hantaman bagi gubernur DKI Jakarta. Reklamasi harga mati, Indonesia anti reklamasi," kata dia.
Anies dan Sandiaga tidak dapat menemui massa karena sedang rapat pimpinan di Balai Kota Jakarta. (Handita Fajaresta)
"Saya, kami kecewa. Kami tidak bertemu Pak Anies padahal kami sudah dari pagi," kata perwakilan mahasiswa Irfan Maftuh.
Mereka hanya diterima oleh perwakilan pemerintah. Kepala Kewaspadaan Kesbangpol DKI Jakarta Primus Wawo mengatakan Anies dan Sandiaga sedang sibuk.
"Saya Primus dari Kesbangpol (diutus) untuk menemukan adik-adik. Sebelumnya, kami memberi tahu kalau Pak Anies sedang sibuk, agendanya, waktunya sudah full. Jadi tidak ada kesempatan untuk bertemu," katanya di hadapan mahasiswa.
Primus berharap para mahasiswa memahami kesibukan Anies dan Sandiaga. Lagi pula, seharusnya mahasiswa membuat janji pertemuan dulu agar diagendakan staf Anies maupun Sandiaga.
"Kedatangan adik-adik ke sini menyampaikan aspirasi saat gubernur berkampanye juga menyampaikan hal ini supaya bagaimana reklamasi supaya distop, tidak dilanjutkan. Artinya bahwa banyak pertimbangan ke depan melihat bagaimana ini menjadi pokok-pokok pikiran di kalangan kampus maupun di kalangan pengamat ya? Para pengamat melihat bagaimana Jakarta ke depannya ini menjadi jangan sampai banyak pihak kepentingan-kepentingan yang lain di DKI Jakarta," kata Primus.
Lantas Primus menawarkan dua opsi kepada perwakilan mahasiswa.
"Tidak bisa memaksakan, saya hanya menerima. Di sini ditawarkan dua opsi, pertama itu datang besok pagi sebelum Pak Anies datang dan meminta tanda tangan secara langsung. Opsi ke dua, suratnya dimasukkan ke bagian sekretariat, tapi tidak dipastikan kapan akan selesai ditandatangani. Semua sudah ada sistem, sudah ada tidak bisa diotak-atik," kata dia.
Orasi di depan Balai Kota
Sebelumnya, mahasiswa yang tergabung dalam Front Nasional Mahasiswa Pemuda Indonesia orasi di depan Balai Kota.
Mereka ingin Anies dan Sandiaga menandatangi petisi untuk memenuhi janji kampanye, menghentikan proyek reklamasi Teluk Jakarta. Petisi berisi empat poin.
"Kami harus turun dan menyuarakan suara untuk menyetop reklamasi itu sendiri untuk memberhentikan dan mendukung gubernur DKI karena Gubernur pernah berjanji dan berkampanye sebelum menjadi gubernur DKI untuk memberhentikan reklamasi itu sendiri," kata Maftah.
Menurut mahasiswa Anies harus menepati janji kampanye. Menurut mereka hingga saat ini belum ada kejelasan apakah pemerintah tetap menghentikan atau akan melanjutkan.
"Tapi jika tidak, kami hantaman bagi gubernur DKI Jakarta. Reklamasi harga mati, Indonesia anti reklamasi," kata dia.
Anies dan Sandiaga tidak dapat menemui massa karena sedang rapat pimpinan di Balai Kota Jakarta. (Handita Fajaresta)