Suara.com - Wakil Ketua Dewan Pakar Golkar Mahyudin berharap DPP Partai Golkar segera merespon permintaan 31 pimpinan DPD tingkat provinsi untuk menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa dengan agenda utama mengganti Setya Novanto yang kini jadi tersangka.
"Maka sebenarnya DPP Golkar harus merespon dengan melakukan rapat pleno kembali," kata Mahyudin di DPR, Jakarta Senin, (4/12/2017).
DPP, kata Mahyudin, harus segera rapat pleno dengan agenda menentukan kapan, dimana, dan siapa yang memimpin munaslub.
"Saya kira sekarang bolanya ada di pelaksana ketum DPP Golkar untuk merespon segera melakukan rapat pleno DPP untuk melakukan persiapan persiapan Munaslub," katanya.
Mahyudin mengatakan Setya Novanto yang kini ditahan KPK sudah legowo untuk mundur dari kursi ketua umum.
"Itu juga dengar dari media karena kita nggak bisa berkomunikasi langsung dengan Pak Setya. Tapi beliau sudah legowo. Saya kira bukan hanya mengundurkan diri, tetapi beliau juga siap melaksanakan munaslub, tapi sesuai dengan mekanisme dan aturan partai yang berlaku," kata dia.
Siapa pengganti Novanto? Menurut Mahyudin Airlangga Hartarto -- Menteri Perindustrian -- merupakan sosok tepat untuk memperbaiki citra partai. Airlangga merupakan salah satu tokoh yang paling banyak disebut, apalagi dia punya kedekatan dengan Presiden Joko Widodo.
"Pak Airlangga orangnya tidak ada masalah karena dalam waktu menjelang pemilu saya kira Partai Golkar butuh figur yang bersih yang punya kemampuan, pengalaman. Saya kira Pak Airlangga figur yang cocok memimpin Partai Golkar," katanya.
Meskipun Airlangga yang paling kuat, kata Mahyudin, belum tentu dia akan menang secara aklamasi. Pasalnya, masih banyak tokoh Golkar yang punya kans kuat.
"Belum tentu (aklamasi). Karena banyak juga calon-calon yang belum muncul. Karena memang belum diagendakan munasnya. Ada juga calon-calon yang menghormati dan loyalitas penuh kepada Pak Novanto sebelum ada sinyal dari pada Pak Setya Novanto, ya belum muncul," kata dia.