Suara.com - Harga ayam potong di Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), salah satu kawasan perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur, mencapai Rp400 ribu per ekor. Itu disebabkan tingginya ongkos angkut ke daerah tersebut.
"Kalau harga ayam, lauk, bumbu-bumbuan, dan barang kebutuhan umum di Long Pahangai memang tinggi, tapi kalau harga bensin masih standar karena Rp8.000 per botol. Harga rokok juga standar, kurang lebih dengan harga di kota," ujar warga Long Bagun yang sering ke Long Pahangai, Ihwan di Long Bagun, Minggu.
Tingginya harga ayam tersebut sebenarnya menjadi tantangan sekaligus peluang bagi warga setempat untuk membuka peternakan ayam baik khusus di wilayah kecamatan setempat maupun untuk wilayah kabupaten, sehingga ke depan warga tidak perlu mendatangkan ayam potong dari luar karena peternak setempat mampu memenuhi permintaan masyarakat.
Ihwan yang ditemui di atas kapal rute Long Bagun - Samarinda ini melanjutkan bahwa mahalnya daging ayam potong dan barang kebutuhan lain di Long Bagun, disebabkan oleh tingginya ongkos angkut barang menuju kawasan perbatasan karena sebagian besar bahan pokok didatangkan dari luar kabupaten.
Baca Juga: Sisi Lain Erupsi Gunung Agung, Menjaga Harga Ternak Tak Anjlok
Misalnya, untuk ayam potong didatangkan dari Melak, Kabupaten Kutai Barat, yang semula harganya hanya sekitar Rp 40-Rp50 ribu per ekor.
Namun karena untuk membawa ayam potong dari Melak menuju Long Pahangai harus dua kali ganti transportasi yang masing-masing membutuhkan biaya tinggi, otomatis harga barang menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
Belum ada standar harga pasti berapa biaya ongkos angkut per kilogram atau per kwintal, namun sebagai acuannya adalah biaya yang dihitung per orang.
Untuk menuju Long Pahangai, dua kali naik angkutan umum itu adalah rute Melak-Long Bagun. Untuk rute ini biaya angkutan bisa ditekan karena masih bisa naik kapal dengan tiket seharga Rp 150 ribu per orang. Bisa juga menggunakan speedboat tapi dengan harga jauh lebih mahal.
Sedangkan dari Long Bagun ke Long Pahangai, terpaksa harus berganti naik speedboat atau longboat karena hanya model transportasi jenis ini yang bisa dilintasi mengingat belum adanya jalur darat.
Baca Juga: Ini Kota Pertama Berlakukan Larangan Bensin dan Diesel
"Harga kebutuhan pokok di Long Pahangai ini masih agak murah jika dibandingkan dengan harga di Kecamatan Long Apari, karena untuk menuju kecamatan yang juga sama-sama berbatasan dengan Malaysia tersebut harus ke arah hulu dengan waktu sekitar dua hingga tiga jam menggunakan speedboat dari Long Bagun," katanya seperti diwartakan Antara.