Suara.com - Seluas 1.000 hektare tanaman padi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terendam banjir yang mengancam potensi puso dan gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko di Kulon Progo, Minggu, mengatakan 1.000 hektare tersebar di lima kecamatan dengan kondisi paling parah di Kecamatan Panjatan, Kulon Progo.
"Ada 1.000 hektare tanaman padi yang terendam banjir, dan mulai Sabtu (2/12) airnya sudah surut. Data ini, sifatnya sementara. Kemudian, luasan tanaman padi yang terendam banjir paling parah di Kecamatan Panjatan," kata dia, seperti diwartakan Antara.
Ia mengatakan Kecamatan Panjatan berada di kawasan yang cekung, setiap tahun menjadi langganan banjir, dan setiap tanam pertama tidak pernah panen. Hal ini disebankan sungai-sungai yang melalui Kecamatan Panjatan meluap dan jebol.
Baca Juga: Banjir Parah, Kota Pekalongan Darurat Bencana
"Kemarin, airnya sudah agak surut, harapan kami airnya segera surut," ungkapnya.
Sasongko mengharapkan tanaman padi tidak puso. Kalau puso, ada dua alternatif. Pertama, petani yang ikut asuransi, tanamannya dijamin asuransi. Kedua, tananan yang pusa diusakan bantuan benih.
"Kalau ini selamat, tidak masalah. Yang menjadi persoalan, tanaman kecil-kecil puso yang menjadi masalah dan harus diganti," imbuhnya.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan, pihaknya sedang memelajari puso. Gubernur DIY Sri Sultan HB X telah memaparkan bagaimana pemkab mengakses anggaran bila terjadi tanaman padi puso akibat bencana banjir.
"Usulan kompensasi tanaman padi puso ini menjadi pemikiran kami ke depan," tandasnya.
Baca Juga: Mendagri Minta APBD DKI Fokus ke Persoalan Banjir dan Macet