Sisi Lain Erupsi Gunung Agung, Menjaga Harga Ternak Tak Anjlok

Minggu, 03 Desember 2017 | 02:15 WIB
Sisi Lain Erupsi Gunung Agung, Menjaga Harga Ternak Tak Anjlok
Asap dan abu vulkanik terus menyembur dari kawah Gunung Agung di Karangasem, Bali, Selasa (28/11).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian terus melakukan pengawasan demi mencegah hewan ternak yang dijual dengan harga murah setelah letusan Gunung Agung, Karangasem, Bali.

Berdasarkan laporan dari beberapa lokasi kandang penampungan, ada sebanyak 35 ternak yang terjual. Penjualan ternak tersebut bukan karena pemilik panik. Warga memerlukan uang untuk bekal persiapan mengungsi.

"Penjualan ternak yang dilakukan pengungsi juga dikawal petugas pendamping di lapangan dengan harga yang wajar," kata Ketua Satgas PKH, I Ketut Gede Nata Kesume di Jakarta, Sabtu (2/12/2017).

Sebanyak 35 ternak yang dijual tersebut yakni jantan bakalan dan pedet betina. Petugas di lapangan mengawal agar penjualan ternak tidak merugikan pemilik karena harga yang terlalu murah. Harga pedet betina per ekor rata-rata Rp5 juta sampai Rp6 juta, pedet jantan Rp6 juta sampai Rp7 juta dan betina dewasa Rp8 juta sampai Rp10 juta per ekor.

Baca Juga: Mereka yang Pasrah Menunggu Gunung Agung Sembuh dari 'Flu'

Selain itu, sapi jantan dewasa berat 300-350 kilogram dijual dengan harga Rp40.000 sampai Rp41.000 per kg berat hidup, sedangkan jantan dewasa dengan berat di atas 400 kg seharga Rp42.000 sampai Rp43.000 per kg berat hidup.

Menurut dia, setelah letusan Gunung Agung, tidak banyak sapi yang dijual karena pengungsi yang kembali saat penurunan status Gunung Agung dari awas menjadi siaga, belum berani membeli sapi lagi selama status belum berubah "aman".

Ada pun Kementan menegaskan agar para peternak yang berada di lokasi terkena dampak erupsi tidak lagi panik dan khawatir akan keselamatan hewan ternaknya.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita mengatakan Kementan telah menyiapkan 14 titik lokasi penampungan ternak yang aman, serta telah menurunkan Tim Satgas PKH yang bertugas dari sejak ditetapkannya status Gunung Agung awas pada 23 September 2017 hingga turun jadi siaga, kemudian meningkat menjadi awas hingga kini. Lokasi penampungan tersebar di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Klungkung, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli .

"Lokasi penampungan ternak yang kami siapkan ini lebih aman bagi ternak warga daripada berada di kawasan rawan bencana," kata Ketut.

Baca Juga: Akibat Erupsi Gunung Agung, Garuda Batalkan 300 Penerbangan

Ia menambahkan di lokasi penampungan disediakan tempat kandang penampungan sementara, penyediaan pakan hijau dan konsentrat, obat-obatan serta pelayanan kesehatan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI