Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah turut menghadiri acara reuni eks demonstran anti-Ahok pada masa kampanye Pilada DKI Jakarta 2017 yang menyebut diri sebagai ”Alumni 212”, di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017).
Dalam orasinya, Fahri menilai semangat massa reuni itu tak seramai saat melakukan aksi anti-Ahok pada hari yang sama maupun 4 November tahun 2016.
"Kalau Saya lihat, momen aksi 411 dan 212 itu (tahun 2016) lebih semangat dari hari ini. Mungkin, ya karena dulu ’setannya’ masih ada," kata Fahri saat berpidato.
Baca Juga: Fadli Zon Bantah Acara Reuni 212 di Monas Bersifat Politis
Fahri tak menjelaskan sosok yang disebutnya sebagai ”setan” tersebut. Namun, massa di hadapan Fahri lantas tertawa mendengar pernyataan Fahri.
"Setan itu memang tidak pernah tidak ada. Dia selalu ada, menjadi musuh abadi kita. Karena itu, kita kembali berkumpul untuk mengumumkan permusuhan abadi kepada setan itu," tegasnya.
Selain itu, Fahri dalam pidatonya juga menyindir Presiden Joko widodo. Ia menyebut, Jokowi seharusnya hadir dalam acara itu karena sang presiden adalah alumni aksi 212 tahun 2016. Sebab, Jokowi kala itu sempat datang dan berinteraksi dengan massa pendemo anti-Ahok.
"Pak Jokowi adalah alumni 212. Mudah mudahan kita doakan dia jadi mujahid 212. Kita tak berhubung dengan yang tak nampak, tapi setahun lalu dia nampak di sekitar kita. Jangan-jangan, dia nampak disekitar kita sekarang. Mohon tengok kiri kanan, tolong bawa ke atas panggung," kata Fahri dalam orasinya sembari tertawa.
Seusai acara, Fahri kembali ditanya soal Presiden Jokowi yang tidak hadir. Politikus yang dipecat PKS ini menginginkan Jokowi hadir dalam acara Reuni 212 ini.
Baca Juga: Panitia Reuni 212 Klaim Peserta Aksi Mencapai 7,5 Juta Orang
"Harusnya, dia (jokowi) sekarang hadir dan dia ngomong saja, 'Saya sebagai alumni dan kita telah melalui masa lalu dengan baik, dan terimakasih sudah melaksanakan secara damai dan saya ingin jadi bagian dari upaya untuk menciptakan kedamaian', kan begitu," tuturnya.