Amerika Serikat Tak Akui Bantai Bocah dan Warga Somalia

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 01 Desember 2017 | 12:07 WIB
Amerika  Serikat Tak Akui Bantai Bocah dan Warga Somalia
Potret seorang anak lemas karena kelaparan. Unicef merilis data 1,4 miliar anak-anak di Somalia, Nigeria, Sudan selatan, dan Yaman, terancam tewas karena kekurangan bahan pangan. [Rusia Today]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komando Amerika Serikat di kawasan Afrika (AFRICOM), membantah tuduhan adanya operasi yang digelar pasukan AS di Somalia pada Agustus, yang telah menyebabkan korban jiwa warga sipil.

"Setelah melakukan peninjauan menyeluruh atas operasi pimpinan militer Nasional Somalia dekat Bariire, Somalia, pada 25 Agustus 2017, dan tuduhan pembunuhan massal terhadap warga sipil, Komando Operasi Khusus Afrika (SOCAF) menyimpulkan bahwa korban jiwa berasal dari pihak pasukan musuh," ujar AFRICOM dalam pernyataan yang dilansir Anadolu Agency, Jumat (1/12/2017).

Pernyataan AFRICOM dirilis setelah situs berita AS The Daily Beast melaporkan, ada bukti kuat bahwa operasi pimpinan AS telah menewaskan 10 korban warga sipil, termasuk seorang anak kecil.

Baca Juga: Film Telanjang di Kamar Gas Kamp Konsentrasi Nazi Tuai Kecaman

Menurut The Daily Beast, Angkatan Laut AS menembaki para petani di desa, menaruh sejumlah senjata di sebelah jasad mereka, kemudian memotret mereka agar seolah-olah mereka adalah pasukan bersenjata.

Selain itu juga dilaporkan, begitu investigasi tersebut dimulai, seorang pejabat pemerintah federal Somalia mengatakan kepada The Daily Beast bahwa korban penembakan adalah warga sipil, dan informasi tersebut ditutup-tutupi setelah adanya tekanan dari pemerintah AS ke pejabat Somalia.

AFRICOM membantah laporan tersebut, dan mengatakan bahwa SOCAF melakukan perencanaan dan koordinasi terperinci untuk mencegah jatuhnya korban jiwa.

"Komando AS untuk kawasan Afrika dan Departemen Pertahanan menanggapi tuduhan ini dengan sangat serius," tambah AFRICOM.

AS memiliki sekitar 500 pasukan di Somalia, dengan dua pusat militer baru di Mogadishu.

Baca Juga: Ketua MUI: Udah Selesai, Tak Perlu Lagi Menghidup-hidupi 212

Pasukan AS telah bekerja sama dengan pemerintah Somalia untuk memerangi kelompok teror al-Shabaab, yang terang-terangan menyatakan aliansinya dengan al-Qaeda.

Kelompok itu berperang melawan pemerintah Somalia yang diakui secara internasional untuk mengambil alih negara, sejak kelompok militan diusir dari Mogadishu oleh pasukan pimpinan Uni Afrika pada 2011.

Namun, AFRCIOM menolak klaim tersebut tanpa menanggapi cerita The Daily Beast. Mereka mengatakan bahwa SOCAF melakukan perencanaan dan koordinasi terperinci untuk mengurangi korban sipil, dan memastikan patuh terhadap Undang-Undang Konflik Bersenjata sebelum A.S melakukan operasi dengan mitranya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI