Pemerintah berupaya mempercepat pendaftaran tanah melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Program itu diyakini mampu memodernisasi administrasi pertanahan di seluruh Indonesia.
Namun, upaya itu terbentuk oleh sejumlah permasalahan. Di antaranya keterbatasan pegawai di lingkup internal dan kondisi lapangan yang beragam.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggelar Forum Ilmiah dengan tema "Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) dalam rangka modernisasi administrasi pertanahan di Indonesia", di Hotel Century, Senayan, Jakarta, Selasa (21/11/2017).
Forum yang dibuka langsung oleh Menteri ATR/BPN, Sofyan Djalil itu dihadiri oleh praktisi, akademisi, mahasiswa dan pemerhati agraria dari seluruh Indonesia.
Kepala puslitbang Kementerian ATR/BPN, Izda Putra mengatakan, program PTSL memiliki target 5 juta bidang tanah terdaftar pada 2017. Target capaian ini akan meningkat sebanyak 7 juta bidang pada 2018 dan 9 juta bidang di tahun 2019.
"Target yang besar itu memerlukan terobosan baru untuk penyelesaiannya. Melalui forum ilmiah yang diadakan oleh Puslitbang, permasalahan program pemerintah untuk administrasi pertanahan PTSL dapat dicarikan solusinya, sekaligus merancang modernisasi administrasi pertanahan pada masa mendatang," kata Izda.
Dalam panel diskusi membahas makalah terkait dua tema besar, yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pemanfaatan Teknologi.
Untuk mengatasi masalah SDM, baik dari sisi kualitas dan jumlahnya, PTSL mensiasatinya dengan penerimaan Pegawai Negeri Sipil yang mumpuni.
Sedangkan, pemanfaatan teknologi yang perlu dilakukan adalah foto udara yang digunakan untuk memodernisasi administrasi pertanahan. Baik untuk pengumpulan data yuridis maupun data fisik.
Berbagai temuan dari forum ilmiah ini nantinya akan disebarkan dalam bentuk prosiding cetak. Sedangkan versi digitalnya segera dirilis situs resmi kementerian.