Mensos: Cadangan Beras untuk Pengungsi Bencana Cukup

Kamis, 30 November 2017 | 12:40 WIB
Mensos: Cadangan Beras untuk Pengungsi Bencana Cukup
Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga dan Ibu Bintang Puspayoga mengunjungi pengungsi Gunung Agung, Kabupaten Klungkung, Bali, Sabtu (14/10/2017). (Sumber: Kemenkop dan UKM)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Sosial (Kemensos) mendirikan posko, menyusul gelombang kedatangan para pengungsi dari Bali ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Posko yang beroperasi selama 24 jam tersebut dibangun di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB.

"Posko ini dijaga Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk mendata pengungsi asal Bali yang datang ke Lombok lewat jalur laut menggunakan kapal feri," ujar Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa, Jakarta, Selasa (28/11/2017).

Pelabuhan Lembar melayani penyeberangan dari Pelabuhan Padang Bai (Bali). Dengan jarak 38 mil laut, penyeberangan yang melewati Selat Lombok ini memakan waktu sekitar 4-6 jam.

Khofifah mengatakan, pengungsi yang datang ke Lombok umumnya menuju ke rumah sanak saudara. Mereka memilih meninggalkan Bali dan menunggu kondisi Gunung Agung kondusif.

Hingga Senin (27/11/2017), jumlah pengungsi yang terdata semenjak status Gunung Agung naik dari siaga menjadi awas sebanyak 29.023 jiwa. Mereka tersebar 217 titik pengungsian.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Agung dari level III (siaga) menjadi level IV (awas). Kenaikan status ini diumumkan oleh Kabid Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika, Senin (27/11/2017).

Khofifah mengimbau masyarakat, agar tidak begitu saja percaya dengan berita di media sosial, namun mencari kebenaran informasi perkembangan kebencanaan melalui posko resmi Gunung Agung maupun pemberitaan di media-media terpercaya.

"Masyarakat harus tetap tenang, namun waspada. Jangan mendekati zona merah bencana," imbuhnya.

Khofifah menjamin cadangan beras pemerintah (CBP) cukup untuk memenuhi kebutuhan  pengungsi Gunung Agung, termasuk pengungsi yang terdampak banjir maupun longsor. Pemerintah  saat ini  memiliki CBP  sebanyak 278 ribu  ton beras.

Khusus Bali, 11 dapur umum lapangan disiapkan di tujuh kabupaten/kota, yaitu di Tabanan, Buleleng, Denpasar, Klungkung, Karangasem, Gianyar, dan Bangli.

"Saat ini, penanganan pengungsi dipimpin langsung Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos, Margowiyono," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Forum Tagana NTB, Amran (38), mengatakan, posko 24 jam tersebut didirikan tidak cuma untuk pendataan, tapi juga menampung sementara pengungsi, sebelum akhirnya berpindah ke rumah kerabat mereka.

"Sejak hari Minggu (26/11/2017) posko ini didirikan. Yang berjaga adalah Tagana asal Lombok secara bergantian," terangnya.

Amran mengatakan, posko tersebut menyediakan permakanan bagi para pengungsi yang berdatangan. Para pengungsi juga dibagikan masker untuk mencegah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat hujan abu vulkanik Gunung Agung.

Saat meninjau Posko Lembar, Margowiyono mengatakan, Kemensos akan mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mengantisipasi lonjakan gelombang pengungsi asal Bali.

"Jika dibutuhkan, kami akan fasilitasi mereka sampai ke rumah kerabatnya, dengan mobil rescue," imbuhnya.

Margowiyono juga menginstruksikan agar dibuka dapur umum, demi mengantisipasi jika para pengungsi membutuhkan makanan. Ia menambahkan, saat ini pihaknya telah menerjunkan 396 orang Tagana untuk membantu para pengungsi erupsi Gunung Agung.

Selain Tagana dari Provinsi Bali, juga disiagakan Tagana dari provinsi lain terdekat, antara lain Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI