Sucikan Diri, Jero Kuncir Berendam di Lahar Dingin Gunung Agung

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 30 November 2017 | 10:02 WIB
Sucikan Diri, Jero Kuncir Berendam di Lahar Dingin Gunung Agung
Jero Kuncir Gimbal melakuan laku melukat atau penyucian diri di aliran lahar dingin Gunung Agung, Bali. [Facebook/Putu Artini]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPP) telah mengimbau masyarakat Bali menghindari sungai-sungai yang memiliki hulu di Gunung Agung. Sebab, sungai-sungai tersebut berpotensi terdampak banjir lahar dingin dari gunung berapi di kawasan Kabupaten Karangasem tersebut.

Namun, imbauan tersebut tampak tak menyurutkan seorang warga yang beken disebut sebagai Jero Kuncir Gimbal. Ia nekat berendam di lahar dingin.

Aksinya tersebut kali pertama diketahui sejak foto-foto Jero tengah mandi di lahar dingin viral di media-media sosial. Foto-fotonya diunggah oleh warganet bernama Putu Artini di Facebook, Selasa (28/11/2017).

"Jero Kuncir Gimbal melukat di lahar dingin. Hebat, jangan ditiru, bisa mati kaku," tulis Putu Artini sebagai keterangan fotonya.

Melukat adalah upacara pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual dalam diri manusia. Upacara ini dilakukan secara turun-temurun oleh umat Hindu hingga kekinian. Penyucian secara rohani artinya menghilangkan pengaruh kotor atau klesa dalam diri.

Hingga Kamis (30/11), foto-foto Jero Kuncir itu telah 3.389 kali disebar ulang. Berdasarkan informasi yang terhimpun, Jero Kuncir melakukan hal tersebut karena mendapat pesan bersifat transenden untuk membersihkan  diri di lahar dingin Gunung Agung.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana mengatakan,  merekomendasikan masyarakat tidak melakukan aktivitas didekat lahar hujan itu.

"Kami tetap mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di dekat lahar hujan ini, walaupun debit airnya kecil. Karena dikhawatirkan berdampak pada keselamatan jiwa seseorang apabila mendadak ada lahar hujan susulan yang mengandung material piroflastik, dan berdebit sangat besar." Ujar Kamil, Rabu (29/111).

Ia mengatakan, saat dilakukan pengukuran gas magmatik (SO2), terekam hampir 2.000 sampai 3.000 ton per hari yang dilakukan pengukuran Pukul 10.00 Wita sebelum terjadinya erupsi pada Selasa (28/11) lalu.

Tingginya kadar SO2 ini mengindikasikan, bahwa magma berada dalam kedalaman yang dangkal, sehingga terjadinya potensi ke depannya masih sangat memungkinkan terjadi erupsi susulan.

Pihaknya juga mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan kegiatan di radius rawan bahaya delapan kilometer dari puncak gunung, ditambah perluasan sektoral sepuluh kilometer kearah utara, timur laut, tenggara, selatan dan barat daya.

Untuk saat ini, aktivitas Gunung Agung masih terekam adanya pergerakan magma sehingga terekam gempa vulkanik sebanyak 17 kali, pada Rabu kemarin.

"Letusan dapat terjadi kapan saja dan gempa vulkanik yang memiliki amplitudo yang cukup kuat terekam," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI