Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain mengatakan aksi alumni 212 di lapangan Monumen Nasional pada Sabtu 2/12/2017), nanti, hanya ajang nostalgia. Itu sebabnya, dia berharap seluruh mantan demonstran 2 Desember 2016 itu menjaga ketertiban.
“Hanya nostalgia, reuni aksi 212 tahun lalu, paling ngumpul, dengar ceramah, tidak ada target apa-apa, kan kalau tahun lalu demo Ahok, sekarang Ahok sudah dipenjara, ngapain lagi,” kata Zulkarnain kepada Suara.com.
Zulkarnain sendiri tidak bisa hadir. Hari itu, dia ada kegiatan di luar Jakarta.
“Saya tidak bisa hadir, saya ke Palembang dan Kalimantan,” kata Zulkarnain.
Karena aksi nanti hanya bersifat reuni, Zulkarnain mengatakan semua peserta harus bertanggungjawab menjaga perdamaian.
“Asal tertiblah, masa ini ngga ada target apa-apa ngga bisa tertib,” kata Zulkarnain.
Zulkarnain sudah mendengar isu pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab akan hadir ke tengah alumni 212 pada Sabtu nanti. Tetapi, dia tidak bisa memastikan apakah Rizieq akan benar-benar pulang dari Arab Saudi atau tidak.
“Saya dengar begitu, saya sendiri tidak tahu. Kalau merasa penting ya datang, kalau nggak ya nggak usah datang,” kata dia.
Menurut Zulkarnain, Rizieq tidak melarikan diri dari proses hukum. Rizieq merupakan tersangka dua kasus. Kasus dugaan pornografi dan kasus dugaan penghinaan terhadap lambang negara.
“Beliau tidak melarikan diri, alamatnya jelas ada kok, petinggi Polri sudah kesana memeriksa beliau,” kata Zulkarnain.
Kalau Rizieq benar pulang ke Indonesia, sebelum polisi menangkapnya, Zulkarnain mengingatkan aparat harus punya bukti.
“Kalau ditangkap, kalau sudah jelas dua alat bukti, ancaman harus diatas lima tahun,” kata Zulkarnain.
Zulkarnain menganggap lucu kalau alasan menangkap Rizieq cuma karena tuduhan chat sex dengan Firza Husein.
“Yang mana masalahnya ?, kalau chat mesum, lucu, yang mengadu ngga ada, Firza juga tidak mengaku,” kata Zulkarnain.
Menurut Zulkarnain kasus chat mesum tersebut merupakan delik aduan, dimana harus ada salah satu pihak bersangkutan yang mengadu ke kepolisian.
“Harus ada salah satu pihak mengadu, kasus seperti ini delik aduan bukan delik umum,” kata Zulkarnain.
Menurut dia orang menyebarkan chat tersebut harus ditangkap.
“Yang menyebarkan tidak ditangkap, sedangkan kasus (mantan) mahasiswi UI (film porno), yang ditangkap yang menyebarkan, kita yang mengerti hukum bingung,” kata Zulkarnain. [Delfia Cornelia]
“Hanya nostalgia, reuni aksi 212 tahun lalu, paling ngumpul, dengar ceramah, tidak ada target apa-apa, kan kalau tahun lalu demo Ahok, sekarang Ahok sudah dipenjara, ngapain lagi,” kata Zulkarnain kepada Suara.com.
Zulkarnain sendiri tidak bisa hadir. Hari itu, dia ada kegiatan di luar Jakarta.
“Saya tidak bisa hadir, saya ke Palembang dan Kalimantan,” kata Zulkarnain.
Karena aksi nanti hanya bersifat reuni, Zulkarnain mengatakan semua peserta harus bertanggungjawab menjaga perdamaian.
“Asal tertiblah, masa ini ngga ada target apa-apa ngga bisa tertib,” kata Zulkarnain.
Zulkarnain sudah mendengar isu pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab akan hadir ke tengah alumni 212 pada Sabtu nanti. Tetapi, dia tidak bisa memastikan apakah Rizieq akan benar-benar pulang dari Arab Saudi atau tidak.
“Saya dengar begitu, saya sendiri tidak tahu. Kalau merasa penting ya datang, kalau nggak ya nggak usah datang,” kata dia.
Menurut Zulkarnain, Rizieq tidak melarikan diri dari proses hukum. Rizieq merupakan tersangka dua kasus. Kasus dugaan pornografi dan kasus dugaan penghinaan terhadap lambang negara.
“Beliau tidak melarikan diri, alamatnya jelas ada kok, petinggi Polri sudah kesana memeriksa beliau,” kata Zulkarnain.
Kalau Rizieq benar pulang ke Indonesia, sebelum polisi menangkapnya, Zulkarnain mengingatkan aparat harus punya bukti.
“Kalau ditangkap, kalau sudah jelas dua alat bukti, ancaman harus diatas lima tahun,” kata Zulkarnain.
Zulkarnain menganggap lucu kalau alasan menangkap Rizieq cuma karena tuduhan chat sex dengan Firza Husein.
“Yang mana masalahnya ?, kalau chat mesum, lucu, yang mengadu ngga ada, Firza juga tidak mengaku,” kata Zulkarnain.
Menurut Zulkarnain kasus chat mesum tersebut merupakan delik aduan, dimana harus ada salah satu pihak bersangkutan yang mengadu ke kepolisian.
“Harus ada salah satu pihak mengadu, kasus seperti ini delik aduan bukan delik umum,” kata Zulkarnain.
Menurut dia orang menyebarkan chat tersebut harus ditangkap.
“Yang menyebarkan tidak ditangkap, sedangkan kasus (mantan) mahasiswi UI (film porno), yang ditangkap yang menyebarkan, kita yang mengerti hukum bingung,” kata Zulkarnain. [Delfia Cornelia]