Khofifah Maju di Pilgub Jatim, DPR: Etikanya Harus Mundur

Rabu, 29 November 2017 | 16:27 WIB
Khofifah Maju di Pilgub Jatim, DPR: Etikanya Harus Mundur
Khofifah Indar Parawansa di DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Rabu (22/11/2017). (suara.com/Dian Rosmala)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Komisi II DPR RI Zainuddin Amali meminta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mundur dari jabatannya jika ingin maju pada pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun 2018 mendatang. Itu disampaikan oleh Zainudin berdasarkan etika yang berlaku bagi siapapun yang meninggalkan tugasnya dalam waktu yang cukup lama.

"Kalau ditanya apakah harus mundur atau tidak, saya kira etikanya harus mundur karena meninggalkan pekerjaan selama berbulan-bulan kemudian berkonsentrasi untuk melakukan kampanye sosialisasi dan berbagai hal dalam rangka pencalonan," kata Zainudin di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Zainudin mengatakan sebagai pembantu presiden, Khofifah harus menyampaikan keinginannya terlebih dahulu kepada presiden. Politikus Golkar tersebut mengatakan saat meminta restu itu, Khofifah juga sekaligus menyampaikan permohonan pengunduran diri.

"Makanya memang sudah selayaknya posisi di kabinetnya ditinggalkan," katanya.

Baca Juga: Sudah Terima Surat Izin, Jokowi Bakal Panggil Khofifah

Zainudin menambahkan hal yang sama juga berlaku buat anggota DPR, DPD, dan DPRD. Karena itu menurut Zainudin setiap orang yang ingin maju dalam pemilihan kepala daerah harus sudah mempertimbangkan resiko tersebut.

"Saya kira, ya sudah seperti ini, kalau sudah ada tekad maju sebagai calon kepala daerah, maka harus total. Total dimaksud dengan konsekuensi yang akan dijalani itu ya harus ditempuh," kata Zainudin.

Zainudin mengatakan tidak ada aturan khusus bagi calon yang menjabat sebagai menteri untuk mundur.

"Yang mengatur secara pasti sih tidak ada ya, tetapi kepantasannya karena menteri itu kan pembantu presiden. Berkenan tidak yang dibantu ini kita meninggalkan tugas dan pekerjaan dengan jangka waktu cukup panjang, saya kira Pak Presiden ada pertimbangannya," katanya.

Khofifah akan maju pada Pilgub Jawa Timur pada tahun 2018 mendatang. Khofifah akan berpasangan dengan Bupati Trenggalek Emil Dardak. Pasangan ini sudah mengantongi dukungan dari tiga partai besar, yakni Partai Nasdem, Partai Golkar, dan Partai Demokrat.

Baca Juga: Surati Jokowi Soal Pilgub Jatim, Khofifah Mundur dari Kabinet?

Sementara pasangan lainnya yang siap maju pada Pilgub Jatim adalah pasangan Gus Ipul-Abdullah Azwar Anas. Pasangan ini secara resmi diusung oleh PDI Perjuagan dan PKB. Sementara PKS berpeluang besar beeganung bersama PDIP dengan PKB mendukung Gus Ipul-Abdullah Azwar Anas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI