Jokowi Minta Pertolongan di Lokasi Bencana Mendahulukan Manusia

Rabu, 29 November 2017 | 14:30 WIB
Jokowi Minta Pertolongan di Lokasi Bencana Mendahulukan Manusia
Presiden Joko Widodo menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-46 Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) di halaman Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Rabu (29/11).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo memerintahkan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprioritaska evakusi dan tanggap bencana. Pertolongan mengutamakan masyarakat.

“Saya sudah perintahkan pemerintah daerah dan BNPB untuk prioritaskan evakuasi dan tanggap bencana. Pertolongan kepada masyarakat harus didahulukan. Saya memonitor perkembangan daerah terdampak bencana setiap hari,” kata Jokowi berkicau di aku Twitternya, Rabu (29/11/2017).

Sebelumnya, dampak siklon tropis Cempaka menyebabkan bencana banjir, longsor dan puting beliung di kawasan Pulau Jawa. Daerah di DI Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan dan Ponorogo paling terdampak.

Di sana paling dekat dengan siklon tropis Cempaka. Pada Selasa (28/11/2017), kemarin siklon tropis Cempaka hanya berjarak 32 km sebelah selatan-tenggara Pacitan Provinsi Jawa Timur. 

Baca Juga: Cuaca ekstrem Akibatkan 144 Titik Bencana di DIY

Cuaca ektrem telah menyebabkan banjir, longsor dan puting beliung di 28  kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali. Data sementara yang dihimpun Posko BNPB, bencana tersebut terjadi Kabupaten Situbondo, Sidoarjo, Pacitan, Wonogiri, Ponorogo, Magetan, Serang, Cilacap, Sragen, Boyolali, Trenggalek, Sukabumi, Purworejo, Magelang, Tulungagung, Semarang, Klaten, Malang, Wonosobo, Klungkung, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, Kudus, dan Sukoharjo.

Banjir masih merendam di beberapa tempat seperti di Pacitan, Magetan, Wonogiri, Klaten dan lainnya. Dampak bencana banjir dan longsor menyebabkan 19 orang meninggal dunia yaitu 11 orang di Pacitan, 3 orang di Kota Yogyakarta, 1 orang di Bantul, 1 orang di Gunung Kidul, 2 orang di Wonogiri dan 1 orang di Wonosobo. Dari 19 orang meninggal dunia tersebut 4 orang adalah korban banjir dan 15 orang korban longsor.

Selain itu ribuan rumah, ribuan hektar lahan pertanian, dan fasilitas publik terendam banjir. Akvitas masyarakat lumpuh total di Wonogiri, sebagian daerah di Yogyakarta dan Pacitan.

Jalan lintas selatan yang menghubungkan Wonogiri hingga Ponorogo juga lumpuh karena tertutup longsor. Kerugian dan kerusakan ekonomi diperkirakan trilyunan rupiah. Pendataan dampak bencana masih dilakukan BPBD.

Di Pacitan, pencarian dan penyelamatan korban longsor masih dilakukan. Beberapa daerah di Pacita  masih terendam banjir dan terisolir karena jalan tertutup longsor. Bupati Pacitan telah menetapkan tanggap darurat banjir dan longsor. Kebutuhan mendesak adalah perahu karet, alat berat, makanan siap saji, selimut, peralatan kebersihan lingkungan dan sebagainya. 

Baca Juga: SAR Jakarta Latih Badan Penanggulangan Bencana PDIP

Sementara di Wonogiri banjir meluas di 18 kecamatan. Terdapat 68 lokasi bencana banjir dan longsor. 2 korban longsor telah ditemukan dalam meninggal yaiti Sri Wati (40) dan Suyati (60) warfa Bengle RT 2 RW 5 Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Banjir masih menggenangi beberapa wilayah.

Di Yogyakarta. Banjir terdapat di 84 titik, sedangkan longsor di 93 titik dan puting beliung di 116 titik. Korban telah berhasil ditemukan. Longsor menimbun rumah di Jl Jlagran RT 01 RW 01 Pringgokusuman, Gedongtengen Kota Yogyakarta menyebabkan 3 orang meninggal yaitu Barjono, Dani (4) dan Aurora Tanti (3 bulan). Begitu juga korban longsor di Bantul dan banjir di Gunung Kidul.

Diperkirakan siklon tropis Cempaka akan bergerak menjauhi  wilayah Indonesia, Kamis (30/11/2017). Namun masih memberikan dampak hujan deras dan gelombang tinggi di wilayah Jawa dan Bali. Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman banjir, longsor dan puting beliung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI