Dana Hibah Banyak Dicoret, Duit Tim Anies-Sandi Rp28 Miliar Lolos

Rabu, 29 November 2017 | 13:43 WIB
Dana Hibah Banyak Dicoret, Duit Tim Anies-Sandi Rp28 Miliar Lolos
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggendong bayi. (suara.com/Ummi Hadyah Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah DKI dan DPRD Jakarta telah menyepakati besaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Jakarta tahun 2018 sebesar Rp77.117.365.231.898.

Anggaran tersebut naik Rp6,4 miliar setelah dibahas di tingkat Badan Anggaran DPRD dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Jakarta, Selasa (28/11/2017) kemarin.

"Ada tambahan dari deviden BUMD. Alhamdulillah ini masih lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Saefullah seusai rapat Banggar di gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, kemarin.

Pemerintah Jakarta sebelumnya menganggarkan Rp77.110.885.760.609 ke dalam Rancangan APBD Jakarta tahun 2018.

Baca Juga: Sandiaga Bantah Tampung Mantan Timses di Tim Gubernur

Meski APBD Jakarta 2018 naik, dalam pembahasan Banggar bersama TAPD kemarin sudah mencoret sejumlah pos anggaran yang dianggap yak perlu.

Dana Hibah Ini Dicoret

Bantuan hibah untuk Paguyuban Wardatama Jaya debesar Rp2,1 miliar, Yayasan Pensiunan Provinsi DKI Jakarta Rp739 juta, dan hibah untuk DPD RI Provinsi Jakarta Rp1,5 miliar telah dicoret.

Usulan tersebut sebelumnya dimasukan Kesbangpol Pemprov Jakarta ke Dalma RAPBD. Sedangkan hibah untuk organisasi kemasyarakatan Laskar Merah Putih dikurangi menjadi Rp100 juta, dari sebelumnya Rp500 juta.

Anggaran Sekretariat Dewan Dipangkas

Baca Juga: Ahok Bantah Tim Gubernur di Eranya Dibiayai Swasta

Setelah menjadi sorotan publik, anggaran yang pertama dicoret adalah perbaikan kolam ikan di DPRD Jakarta sebesar Rp620 juta.

Kemudian anggaran kunjungan kerja komisi DPRD Jakarta dipangkas Rp43.015.832 680 dari sebelumnya Rp107 miliar. Awalnya Sekretariat DPRD Jakarta menganggarkan RP346.516.419.087 ke dalam RAPBD

Meski Dikritik, Anggaran TGUPP Anies Rp28 M Lolos

Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Jakarta mempermasalahkan jumlah Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan yang diusulkan pemerintah Jakarta.

Ketua Fraksi PDIP di DPRD Jakarta, Gembong Warsono menilai anggaran Rp28 miliar yang diusulkan Gubernur Jakarta Anies Baswedan ke dalam RAPBD Jakarta tahun 2018 terlalau banyak. Apalagi anggaran tersebut hanya untuk membayar gaji 74 tim pembantu Anies dan Sandiaga.

Politikus PDIP yang lain, Pantas Nainggolan, juga mempermasalahkan aturan hukum yang menjadi landasan pemerintah DKI untuk merekrut 74 orang TGUPP. Padahal, kata dia, belum ada peraturan yang mengatur.

Peraturan Gubernur 411 tahun 2016 yang dikeluarkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menerangkan jumlah TGUPP 15 orang, terdiri dari delapan PNS dan tujuh non PNS.

Dalam pembahasan di Banggar, Sekretaris Daerah Jakarta Saefullah menjelaskan, Anies sengaja menganggarkan Rp28 miliar ke dalam RAPBD Jakarta. Dengan uang tersebut, 'pembantu' gubernur dan wagub DKI akan lebih mudah dilakukan pengawasan.

"Kalau tim ini dibiayai APBD kontrol pimpinan yang bersangkutan akan ketat sekali karena ini diangkat SK gubernur. Tingkat kehadiran ya dikontrol dengan ketat," kata Saefullah kemarin.

Hibah ke Menwa Rp1 Miliar Lolos

Ketua Fraksi Nasdem DPRD Jakarta Bestari Barus dan anggota DPRD Jakarta dari fraksi PDIP William Yani mempermasalahkan dana hibah sebesar Rp1 miliar untuk Komando Resimen Mahasiswa (Menwa). Dalam rapat kemarin mereka meminta anggaran hibah tersebut dikurangi.

Tetapi Kepala Kesbangpol Jakarta Darwis melalui argumennya menguatkan dana hibah tersebut. Ia dalam rapat mengatakan ada perjanjian kerja sama antara pemerintah DKI dengan departemen pertahanan.

"Ada surat edaran dari mendagri dan departemen pertahanan, DKI itu jatah pendidikan bela negara sampai tahun 2019 harus satu juta (orang)," katanya.

Besok, DPRD Jakarta akan menggelar rapat paripurna pengesahan APBD Jakarta 2018 menjadi peraturan daerah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI