Suara.com - Demi meringankan beban kehidupan para pengungsi akibat kembali meningkatnya aktivitas Gunung Agung di Provinsi Bali, Kementerian PUPR telah memobilisasi sejumlah prasarana dan sarana yang telah didistribusikan. Kementerian PUPR menyediakan hunian sementara, pembuatan sanitasi sementara, truk sampah, sumur bor, hidran umum dan mobil tangki air untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di lokasi pengungsian.
Sekitar 9 sumur telah disiapkan, sementara 7 sumur bor sudah dimanfaatkan di lokasi pengungsian utama, yakni Lapangan Ulakan, Pasar Seni Tanah Ampo, PDAM Prasi, Balai Budaya Semara Pura, Pura Kentel Gumi, Desa Les, dan PDAM Tauman. Distribusi prasarana dan sarana dilakukan di beberapa lokasi pengungsian utama, diantaranya di Gelanggang Olahraga (GOR) Sueca Pura, berupa 6 Hidran Umum (HU) kapasitas 2.000 liter, 2 HU 1.000 liter dan 2 HU 650 liter, 10 unit THD, 39 WC knockdown, 2 mobil tangki air, dan 4 biority.
Selain itu, di Lapangan Ulakan ada 5 HU, 10 WC knockdown, 1 mobil tangki air (MTA), dan 10 THD. Di Pasar Seni Manggis telah didistribusikan 3 HU 2.000 liter, 5 unit THD, 1 mobil tangki air, 10 WC knockdown, 1 biority, dan 1 kontainer sampah. Kemudian di Les Buleleng sudah dipasang 5 HU, 5 WC knockdown dan 10 THD dan di UPTD Pembenihan Rendang telah terpasang 6 WC knockdown dan 5 toilet permanen, dan 3 toilet semi permanen.
Lokasi pengungsian di Lapangan Tembak Paksebali di Kabupaten Klungkung telah ditempatkan 5 unit WC knockdown dan 2 unit HU 2.000 liter.
Sebagai antisipasi untuk peningkatan jumlah pengungsi akibat meningkatnya aktivitas Gunung Agung, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya terus melakukan identifikasi kebutuhan sarana dan prasarana dan mengatur kembali pemanfaatannnya di semua titik pengungsian.
Selain perlengkapan untuk pengungsi, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII telah menyiagakan alat berat berupa excavator 3 unit, loader 3 unit, dumptruck 7 unit, crane 2 unit, grader 3 unit, chainsaw 6 unit, dan genset 1 unit . Untuk mengantisipasi jembatan tidak berfungsi, telah dipersiapkan Bailey 250 meter, bronjong : 8250 unit, Aramco 250 buah, sheetpile 200 batang, Boxculvert (1x1m) 228 unit dan alat komunikasi sebanyak 4 set.
Kesiapsiagaan peralatan juga dilakukan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, Ditjen SDA, berupa alat berat berupa excavator 3 unit, loader 1 unit, dumptruck 3 unit, trailer 1 unit, bronjong 1500 unit, geobag 2000 unit, alat komunikasi 1 set, genset 3 buah dan chainshaw 4 buah.
Kementerian PUPR juga siap melakukan mobilisasi tambahan peralatandi gudang Denpasar dan para kontraktor mitra kerja Kementerian PUPR untuk membantu pemerintah daerah yang membutuhkan tambahan alat. Di samping itu, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pengerukan Sungai Tukad Unda dan Tukad Pati, yang menjadi jalur pengaliran banjir lahar dingin, serta memantau debit aliran sungai melalui sistem peringatan dini menggunakan telemetri.
Sementara itu, kondisi jembatan yang rawan terdampak juga sudah diverifikasi Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga, bersama Balai Hidrologi dan Tata Air (HITA) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang). Terdapat satu pilar di Jembatan Sungai Unda yang akan dilengkapi bangunan pengaman berupa bronjong, namun belum memungkinkan untuk dilakukan karena tingginya muka air.
Untuk mendukung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Kementerian PUPR telah mendirikan Pos Siaga Bencana Gunung Agung, yang diketuai Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII, Ketut Darmawahana, dan Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Ketut Jayada sebagai kordinator lapangan.
Pos Siaga Gunung Agung tersebut berada di Balai Wilayah Sungai Bali Penida sebagai Pos Utama dan Pos Taktis Lapangan di Kantor O & P Tukad Unda.