Suara.com - Pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro mengatakan kasus dugaan korupsi KTP Elektronik yang menyeret Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto memiliki pengaruh negatif terhadap sejumlah kandidat Kepala Daerah yang diusung oleh Partai berlambang pohon beringin.
"Pasti ada pengaruhnya. Kalau kita mengatakan tidak berpengaruh ya kita menutup mata. Sekecil apapun akan berpengaruh dan sedang memberi dampak yang tidak positif," kata Zuhro kepada Suara.com, Selasa (28/11/2017).
Biar bagaimanapun, lanjut Zuhro, kasus yang dihadapi oleh Novanto saat ini adalah kasus hukum yang berkaitan dengan integritas dan moralitas seseorang.
Publik pasti akan mengkait-kaitkan persoalan tersebut dengan sejumlah kandidat yang didukung oleh Partai Golkar yang diketuai oleh Novanto. Sementara Novanto sendiri sedang ditahan KPK.
Baca Juga: Munaslub Beri Kepastian Nasib Golkar di Tengah Kasus Setnov
"Mungkin kalau tidak kasus hukum tidak akan terlalu berpengaruh, tapi ini kasus hukum," ujar Zuhro.
Pilihannya saat ini tergantung pada Partai Golkar sendiri. Apakah akan terus mempertehankan Novanto sebagai Ketua Umum dengan konsekuensi tergerusnya kepercayaan publik pada Golkar dan kandidatnya atau mencari Ketua Umum baru melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa.
"Sekarang sudah terpola di internal Partai Golkar. Terserah lah sekarang, apakah mau ditendang ke Munaslub dengan beberapa catatan atau cuma Plt?" tutur Zuhro.
Untuk diketahui, yang sudah resmi mendapat dukungan Partai Golkar pada Pilkada 2018 yaitu pasangan Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien untuk Jawa Barat dan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak di Jawa Timur. Jauh sebelum itu, Golkar juga sudah memberikan dukungan kepada Joko Widodo untuk Pilpres 2019 yang akan datang.
Baca Juga: Pengacara: KPK Bekukan Rekening Setnov dan Keluarga Tanpa Alasan