Letusan Gunung Agung Tak Bakal Sehebat 1963

Senin, 27 November 2017 | 16:19 WIB
Letusan Gunung Agung Tak Bakal Sehebat 1963
Asap dan abu vulkanik menyembur dari kawah Gunung Agung di Karangasem, Bali, Senin (27/11).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Pertengahan Maret 1963, Gunung Agung meletus. Kawah memuntahkan lahar. Air sungai berubah warna. Bali gelap. Semua wilayah di sana berabu.

"Saat itu dampak letusannya 1.549 orang tewas, 1.700 rumah hancur. 225 ribu orang kehilangan mata pencarian. Dan 1.000 orang mengungsi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo dalam konferensi pers di gedung BNPB, hari ini.

Peristiwa itu tak pernah dilupakan masyarakat Bali.

Puluhan tahun kemudian, tepatnya hari ini, Gunung Agung kembali menunjukkan energi. Level status gunung naik jadi awas. Awan menghitam setelah erupsi. Semua orang yang berada di dalam jarak 10 kilometer diminta minggir. Bandara Internasional Ngurah Rai tak beroperasi.

Apakah peristiwa 1963 akan terulang?

Sutopo memprediksi kalaupun meletus tak akan sehebat tahun itu.

"Kalau berdasarkan analisis sementara kemungkinan kecil, jadi letusannya nggak akan sebesar tahun 1963," ujar Sutopo.

Aktivitas vulkanik pada letusan Maret 1963 berlangsung hampir satu tahun lamanya, mulai dari 18 Februari 1963 hingga 27 Januari 1964.

"Karena kalau kami lihat energi yang berada di dalam perut atau dapur magma dari Gunung Agung tidak sebesar tahun 1963. Itu dari erupsinya. Dampaknya juga nggak terlalu besar," kata Sutopo.

Sutopo meminta masyarakat tenang. Dulu dan sekarang berbeda. Kini, pemerintah sudah punya alat deteksi bencana alam jauh lebih canggih.

"Karena saat ini peralatan untuk memditeksi gunung apinya sudah jauh lebih maju dari sebelumnya. Dan informasi sosialisasi dan peringatan dini pada masyarakat sudah lebih maju dari sebelumnya," kata dia.

Letusan Gunung Agung 1963

Letusan Gunung Agung tahun 1963 mencapai 20 kilometer. Material vulkanik berupa aerosol sulfat melapisi atmosfer bumi dan mengalami pendinginan 0,4 derajat celsius.

"Saat itu dampak letusannya 1.549 orang tewas, 1.700 rumah hancur. 225 ribu orang kehilangan mata pencarian. Dan 1.000 orang mengungsi," kata Sutopo.

Dampak susulan letusan Gunung Agung 1963 terdiri dari banjir lahar dingin yang menghancurkan permukiman di lereng selatan. 200 warga tewas, 316.518 ton pangan hancur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI