Media Dunia Ikut Pantau Perkembangan Erupsi Gunung Agung

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 27 November 2017 | 13:55 WIB
Media Dunia Ikut Pantau Perkembangan Erupsi Gunung Agung
[CNN/ABC/Express]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Erupsi Gunung Agung, Provinsi Bali, Indonesia, ternyata turut menyita perhatian dunia internasional.

Setidaknya, media-media asing turut menyiarkan berita mengenai letusan gunung api tersebut, Senin (27/11/2017). Mereka juga terus memperbarui informasi mengenai erupsi tersebut.

"Bali volcano eruption: Latest updates as Mount Agung ERUPTS and spews volcanic ash cloud (Erupsi Gunung Api di Bali: Pembaruan Termutakhir, Letusan Gunung Agung Muntahkan Abu Vulkanik)," demikian judul salah satu berita mengenai Gunung Agung di laman daring Express, Inggris.

Baca Juga: PKS Ingatkan Panitia Alumni 212 Hati-hati dengan Penyusup

The Express menuliskan, 40.000 orang yang berada di dekat gunung tersebut sudah dievakuasi. Namun, puluhan ribu warga lainnya masih perlu dievakuasi untuk mengantisipasi erupsi besar.

Sementara British Broadcasting Corporation (BBC), yang juga berbasis di Inggris, memuat artikel berjudul "Mount Agung: Bali volcano alert raised to highest level (Gunung Agung: Gunung Api Bali berstatus bahaya paling maksimal).

Sejumlah laman berita asing lainnya seperti The Sun, Independent, ABC, Daily Mail, juga membuat artikel mengenai hal yang sama.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin pagi, kembali menaikkan status letusan Gunung Agung dari ”waspada” menjadi ”awas”.

Selain itu, Gunung Agung juga telah memuntahkan lahar dingin. BNPB memprediksi, lahar dingin akan terus mengalir dan bertambah banyak karena memasuki musim penghujan.

Baca Juga: Pakar Hukum Ini Jadi Saksi Ahli Ringankan Setnov

Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, banjir lahar dingin sudah terjadi di beberapa tempat di lereng Gunung Agung.

"Hujan akan meningkat. Jangan melakukan aktivitas di sekitar sungai. Radius 8-10 km harus kosong dari aktivitas masyarakat," kata Sutopo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI