Anak-Anak Suriah Lolos dari Maut Setelah Bermain dengan Bom

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 27 November 2017 | 10:34 WIB
Anak-Anak Suriah Lolos dari Maut Setelah Bermain dengan Bom
ILUSTRASI - Sejumlah anak di Suriah tampak berlarian dan menangis setelah sekolah mereka terhantam roket di kota Aleppo, (20/11) [AFP/George Ourfalian]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lima bocah Suriah terluka parah setelah bermain dengan bom yang mereka temukan terkubur di bawah tanah Distrik Al-Bab, Provinsi Aleppo.

Peristiwa nahas tersebut, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (27/11/2017) terjadi pada pekan lalu.

Abdulkafi Auni (12) satu dari lima bocah yang terluka parah, berangsur-angsur membaik setelah menerima perawatan di Provinsi Kilis, bagian selatan Turki.

Baca Juga: Anies Bersyukur RAPBD 2018 Banyak Dapat Kritik

Kisah itu berawal saat anak-anak ini kembali ke rumah mereka di pusat kota Al-Bab, setelah wilayah tersebut dibebaskan dari gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melalui Operasi Euphrates Shield.

Karena bekas medan pertempuran, maka masih banyak sisa persenjataan maupun bom yang ditinggalkan di daerah tersebut.

Setelah ledakan terjadi, anak-anak tersebut dibawa ke rumah sakit terdekat oleh tentara Turki yang ikut menggempur ISIS di wilayah itu.

Abdulkafi Auni yang menderita luka serius segera dilarikan ke Turki dengan ambulans. Auni menjalani operasi dan dirawat di UGD selama empat hari.

Auni mengakui sedang bermain dengan kakaknya, anak laki-laki pamannya, dan dua orang temannya saat menemukan bom  tersebut.

Baca Juga: Korea Utara: Bom Nuklir Kami Hanya untuk Amerika Serikat

"Kami menemukan sesuatu di bawah timbunan tanah. Kami mengambilnya dan mulai memainkannya. Lalu benda itu meledak dan kami semua terluka," tuturnya.

Auni mengakui kekinian keadaannya mulai membaik, dan dia berterima kasih kepada semua yang membantu dan merawatnya.

Ibu Aubi, Aise Hemseri, berkisah dia kehilangan suaminya sepuluh tahun lalu. Kehidupan mereka hancur setelah perang sipil terjadi beberapa tahun kemudian.

Dia berkata, mereka kembali ke negaranya setelah sembilan bulan tinggal di Istanbul bersama delapan anaknya.

"Saya pulang ke rumah seperti yang lain, setelah Jarablus dan Al-Bab dibebaskan dari teroris. Namun, kami mendapatkan insiden ini. Beruntung, anak saya masih bisa diselamatkan,” tandasnya.

 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI