Suara.com - Presiden Joko Widodo membuka Festival Keraton Nusantara ke-11 di Istana Maimun, Medan, Sumatera Utara, Minggu (26/11/2017), dengan menggunakan pantun.
"Hujan panas turun sehari. Guruh menyambar pohon jati. Hati hamba sungguh sangat berseri. Karena bisa hadir di Istana Maimun ini," kata Jokowi.
Istana Maimun adalah istana Kesultanan Deli yang dibangun pada 1888 oleh Sultan Mahmud Al Rasyid.
Beberapa bulan lalu, Jokowi juga hadir dalam penutupan festival keraton nusantara di taman goa keraton Sunyaradi Keraton Kasepuhan Cirebon.
Baca Juga: Dikabarkan Mundur dari Dunia Tarik Suara, Tompi Pun Berkicau
"Ini adalah bentuk apresiasi saya, kecintaan saya, kebanggaan kita semua pada seluruh warisan adat dan budaya bangsa kita yang memang sangat kaya, yang memang sangat beragam," tambahnya.
Orang nomor satu di Indonesia ini lantas menceritakan mengenai prosesi tarian manortor dalam pesta adat Mandailing yang disebut Mata Ni Horja.
"Saya manortor di hadapan para raja dari berbagai marga. Kita semuanya, saya, semakin kagum dengan kekayaan budaya yang kita miliki karena di setiap prosesi bukan hanya memiliki keindahan estetika yang tinggi, tapi terkandung pesan-pesan simboli terkandung filosofi-filosofi yang sangat bermakna yang bisa menjadi landasan etik dalam kehidupan kita sehari-hari," ungkap Jokowi.
Menurut Jokowi, dalam setiap prosesi adat itu terkandung pesan terkandung makna, terkandung filosofi untuk saling menghormati, diingatkan untuk selalu memperhatikan tata krama, sopan-santun, diajak untuk terus menjaga kebersamaan serta menguatkan tali persaudaraan.
"Saya melihat nilai-nilai adiluhung itu hidup dalam tradisi adat-budaya di setiap suku di Indonesia, apakah dalam adat-budaya suku Batak, suku Melayu, suku Jawa, suku Bugis dan suku-suku yang lainnya yang jumlahnya 714 suku," ungkap Jokowi.
Baca Juga: Kevin/Marcus Sabet Gelar, Susy: Target Kami Terpenuhi
Ia pun yakin nilai-nilai budaya yang adiluhung tersebut juga hidup dalam tradisi adat dan budaya keraton-keraton di Nusantara.