Diretas, Saluran Komunikasi ISIS 'Dibanjiri' Gambar Pornografi

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 26 November 2017 | 09:05 WIB
Diretas, Saluran Komunikasi ISIS 'Dibanjiri' Gambar Pornografi
Ilustrasi bendera ISIS [Reuters/Dado Ruvic]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok peretas yang berbasis di Irak, berhasil menyerang saluran komunikasi gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah  (ISIS).

Daeshgram, anggota kelompok itu, mengungkapkan mereka meretas dan mengunggah gambar pornografi ke saluran informasi resmi ISIS, salah satunya ke pengumuman ISIS tentang beroperasinya pusat media di Suriah.

“Serangan itu untuk membuat disinformasi di kalangan ISIS. Kami menargetkan, pesan-pesan dari pemimpin gerombolan mereka tak dipercayai oleh anggota-anggotanya,” kata Daeshgram seperti dilansir Independent, Sabtu (25/11/2017).

Ia mengungkapkan, dirinya memasukkan gambar perempuan telanjang ke satu pengumuman ISIS mengenai pembukaan pusat propaganda di Suriah.

Baca Juga: Tiga Bulan Ibu Meninggal, Ayah Jane Shalimar Menyusul Tadi Malam

”Kami membuat gambar yang tak tampak hasil gubahan, tentang pemimpin ISIS yang seolah-seolah sedang melihat gambar porno,” tukasnya.

Kelompok peretas, kata dia, fokus melakukan disinformasi di saluran komunikasi utama ISIS, yakni yang berbasis aplikasi Telegram terenkripsi.

ISIS diketahui sudah sejak lama menggunakan Telegram untuk membuat grup komunikasi rahasia di Telegram. ISIS juga memunyai chanel khusus Amaq—kantor propaganda resmi mereka—di Telegram.

"Target kami adalah membuat kredibilitas Amaq anjlok. Caranya, meretas dan membanjiri saluran komunikasi mereka di Telegram dengan informasi-informasi Amaq yang telah  dipalsukan,” tuturnya.

Ia menuturkan, ISIS sebenarnya sudah bereaksi menanggal aksi para peretas. ISIS secara rutin meminta para pengikutnya tak langsung memercayai informasi yang disebar Amaq.

Baca Juga: Rusia: Bahaya Nuklir Korut Cuma Kedok AS Jual Senjata

”Tapi, peringatan-peringatan seperti itu justru memicu konflik internal mereka. Ada 'aksi saling ’hapus’ antara anggota ISIS di suatu grup komunikasi berbasis ponsel. Tak lagi ada rasa saling percaya di antara mereka,” tandasnya.

 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI