Garda Revolusi Iran Siap Bangun Kembali Suriah dan Bela Hizbullah

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 24 November 2017 | 00:46 WIB
Garda Revolusi Iran Siap Bangun Kembali Suriah dan Bela Hizbullah
Warga Suriah di Douma berbuka puasa bersama. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Garda Revolusi Iran siap membantu pembangunan kembali Suriah setelah perang melawan ISIS dan gerombolan teroris lain selesai, sekaligus menjaga perdamaian di negara tersebut.

Selain itu, Komandan Garda Revolusi Iran Mohammad Ali Jafari mengatakan, pihaknya juga menolak tuntutan Arab Saudi untuk melucuti senjata sayap militer Hizbullah yang berbasis di Lebanon. Hizbullah juga berperan penting membantu Suriah menghancurkan ISIS.

Beberapa pekan terakhir, perseteruan Iran dan Arab Saudi terus meruncing karena perbedaan sikap mengenai konflik Suriah, perang agresi Saudi di Yaman, dan Hizbullah.

Baca Juga: KA Bandara Soetta Beroperasi Desember, Tiket Promo Rp30 Ribu

Arab Saudi menuding kelompok milisi Hizbullah telah mengirim pasukan ke Yaman dan terlibat dalam serangan rudal dengan sasaran Riyadh pada awal bulan ini.

Iran dan Hizbullah membantah tudingan tersebut.

"Hizbullah harus tetap bersenjata untuk memerangi musuh rakyat Lebanon, yaitu Israel. Mereka malah harus punya persenjataan terbaik untuk melindungi Lebanon. Persoalan ini tidak bisa ditawar," kata Jafari, sebagaimana dikutip dari stasiun televisi Iran.

Iran sendiri menolak tudingan, yang menyatakan bahwa Tehran telah mendanai kelompok Houthi dalam perang saudara di Yaman. Mereka balik menuduh Riyadh telah memperburuk situasi.

"Iran hanya memberikan bantuan spiritual kepada Yaman," tegasnya.

Baca Juga: Lengser, Zimbabwe Beri Robert Mugabe Kekebalan Hukum dan Keamanan

Jafari juga memuji keberhasilan sekutu Iran di kawasan Timur Tengah, dan meminta Arab Saudi untuk menghindari konfrontasi dengan "barisan perlawanan" yang memanjang dari Tehran sampai Beirut ini.

"Kami harus berhadapan langsung dengan arogansi global dan Israel. Ini sebabnya kami tidak ingin berkonfrontasi langsung dengan Arab Saudi," jelasnya.

Pada Rabu (23/11), para pemimpin Rusia, Turki, dan Iran sepakat untuk membantu proses politik penuh di Suriah dan mengumumkan kesepakatan pengadaan sebuah konferensi kota Sochi untuk mengakhiri konflik di Suriah.

"Garda revolusi siap memainkan peran aktif dalam menegakkan gencatan senjata di Suriah, dan juga membangun kembali negara tersebut," tuturnya.

Iran telah menandatangani kontrak berskala besar di Suriah, yang nampak seperti hadiah besar karenatelah membantu sekutu utamaTehran, Presiden Bashar al Assad, dalam memerangi gerilyawan dan kelompok bersenjata ISIS.

"Dalam pertemuan dengan pemerintah Iran, telah disepakati bahwa garda revolusi adalah institusi yang tepat untuk merekonstruksi Suriah," imbuh Jafari.

Sementara mengenai sengketa pengembangan rudal kendali Iran, Jafari kembali menegaskan bahwa Tehran membutuhkan senjata untuk mempertahankan diri dan tidak akan tunduk pada tuntutan negara-negara Barat.

"Iran tidak tidak akan merundingkan program pertahanan ini yang tidak bisa ditawar ini.”

Pada awal bulan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Tehran harus mengurangi agresifitas di kawasan dan menjelaskan tujuan mereka mengembangkan rudal kendali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI