Ketua DPP Partai Golkar Ridwan Hisyam mengaku orang pertama yang menentang Idrus Marham menjadi pelaksana tugas ketua umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto yang kini ditahan KPK.
"Saya buktikan lagi konsistensi saya dalam rapat pleno kemarin, satu-satunya orang yang tidak setuju atas pelaksana tugas Idrus Marham. Sekian banyak yang bicara, sekitar dua puluh orang, saya nggak tahu siapa saja yang bicara. Tapi saya konsisten," kata Ridwan di posko Kosgoro, Jalan Hang Lekiu, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2017).
Ridwan menyebut penunjukan Idrus menjadi pelaksana tugas ketua umum merupakan kebijakan membodohi publik.
Menurut dia, keputusan rapat pleno DPP Partai Golkar itu juga sama saja menurunkan jabatan Idrus yang sebelumnya menjabat sekretaris jenderal.
"Idrus itu sekjen, kok mau-maunya diturunkan pangkatnya sebagai Plt. Plt itu kan pelaksana tugas yang sewaktu-waktu bisa diberhentiin," ujar Ridwan.
Ridwan mengatakan sebelum Partai Golkar rapat pleno membahas nasib Novanto di posisi ketua umum Golkar dan ketua DPR, ia sempat menghubungi Idrus. Ridwan menyampaikan protes.
"Dan saya bilang, Pak Idrus anda nggak benar kalau terima putusan itu. Berdebat saya soal itu. Dia bilang ini sudah ada petunjuk," kata Ridwan.
Rapat pleno Partai Golkar kemarin juga memutuskan menunggu putusan praperadilan untuk menentukan perlu tidak atau tidaknya mencopot Novanto dari posisi ketua DPR.
"Saya buktikan lagi konsistensi saya dalam rapat pleno kemarin, satu-satunya orang yang tidak setuju atas pelaksana tugas Idrus Marham. Sekian banyak yang bicara, sekitar dua puluh orang, saya nggak tahu siapa saja yang bicara. Tapi saya konsisten," kata Ridwan di posko Kosgoro, Jalan Hang Lekiu, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2017).
Ridwan menyebut penunjukan Idrus menjadi pelaksana tugas ketua umum merupakan kebijakan membodohi publik.
Menurut dia, keputusan rapat pleno DPP Partai Golkar itu juga sama saja menurunkan jabatan Idrus yang sebelumnya menjabat sekretaris jenderal.
"Idrus itu sekjen, kok mau-maunya diturunkan pangkatnya sebagai Plt. Plt itu kan pelaksana tugas yang sewaktu-waktu bisa diberhentiin," ujar Ridwan.
Ridwan mengatakan sebelum Partai Golkar rapat pleno membahas nasib Novanto di posisi ketua umum Golkar dan ketua DPR, ia sempat menghubungi Idrus. Ridwan menyampaikan protes.
"Dan saya bilang, Pak Idrus anda nggak benar kalau terima putusan itu. Berdebat saya soal itu. Dia bilang ini sudah ada petunjuk," kata Ridwan.
Rapat pleno Partai Golkar kemarin juga memutuskan menunggu putusan praperadilan untuk menentukan perlu tidak atau tidaknya mencopot Novanto dari posisi ketua DPR.