Suara.com - Presiden Zimbabwe Robert Mugabe untuk kali pertama muncul ke hadapan publik melalui saluran televisi pemerintah, Minggu (19/11), sejak intervensi militer.
Namun, alih-alih menyatakan mengundurkan diri,presiden berusia 93 tahun itu dalam pidatonya mengatakan negara tersebut harus "kembali normal".
Warga Zimbabwe menanti-nanti penampilan Mugabe itu dan mengira dia akan menyatakan mundur, namun banyak penonton kemudian kecewa.
Baca Juga: Partai Berkuasa Zimbabwe Sepakat Turunkan Mugabe
Menyusul perkembangan peristiwa pekan lalu, seperti dilansir Anadolu Agency, semua memperkirakan Mugabe akan mundur setelah partai pengusungnya, ZANU PF, memutuskan menendangnya.
ZANU PF memberikan dia waktu hingga Senin (20/11) hari ini untuk mundur atau terancam dilengserkan.
Dalam pidatonya di hadapan jenderal-jenderal tinggi Zimbabwe, Mugabe mengakui ada kekhawatiran antara militer dan partainya.
Dia menyerukan agar semua pihak menghormati konstitusi dan "harus mengatasi perbedaan dengan baik-baik".
"Saya melihat ada kekhawatiran yang diungkit oleh militer dan ZANU PF, yang timbul karena keinginan balas dendam, tapi mereka tidak bisa memimpin negara dengan kegetiran," kata Mugabe.
Baca Juga: Jutaan Bocah Suriah Kehilangan Hak-Hak Dasar
Dia juga berterima kasih kepada pilar-pilar pemerintahan Zimbabwe karena tetap kokoh selama konflik sepekan yang muncul setelah intervensi militer.
Mugabe menutup pidatonya dengan kata-kata "terima kasih dan selamat malam.”