Jokowi Berterimakasih ke TNI dan Polri Bebaskan Sandera di Papua

Senin, 20 November 2017 | 15:09 WIB
Jokowi Berterimakasih ke TNI dan Polri Bebaskan Sandera di Papua
Presiden Joko Widodo menghadiri Simposium Nasional Kebudayaan di Jakarta, Senin (20/11).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengapresiasi tindakan TNI dan Polri yang berhasil warga yang dikabarkan disandera oleh kelompok bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Tembagapura, Timika, Papua. Dalam operasi penyelamatan itu tak ada warga yang menjadi korban.

"Saya menyampaikan apresiasi dan terimakasih yang sebesar-besarnya atas nama rakyat kepada TNI dan Polri yang telah melakukan pembebasan sandera, masyarakat tanpa ada yang cidera satu pun," kata Jokowi di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (20/11/2017).

‎Menurutnya aksi kelompok bersenjata OPM yang menguasai sebuah kampung di Tembagapura mencekam dan membuat warga jadi takut. Namun akhirnya dapat dibebaskan oleh TNI dan Polri.

"‎Yang terjadi di Tembagapura itu Kelompok Kriminal Bersenjata, tapi sudah diselesaikan," ujar dia.

Oleh sebab itu, Jokowi berkomitmen akan terus membangun Papua yang lebih berkembang. Ia berharap ke depan tak ada lagi aksi kelompok bersenjata yang mengacaukan keamanan di tanah Papua.

"Kalau dilhat lapangann‎ya, di Indonesia bagian Barat, Tengah, Timur, memang Indonesia bagian Timur sangat tertinggal sekali di bidang infrastruktur. Oleh sebab itu, kalau lapangannya kita tahu betul, kita akan ngerti bahwa itu yang akan kita lakukan," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah anggota Kopassus TNI dikerahkan untuk menyelamatkan warga yang disandera kelompok bersenjata di Tembagapura. Dari 1.300 warga yang disandera, 344 orang lainnya baik itu yang asli Papua maupun karyawan PT Freeport telah dievakuasi oleh tim gabungan TNI dan Polri.

344 warga itu terdiri dari Kampung Kimbeli sebanyak 104 laki-laki, 32 perempuan dan 14 orang anak-anak. Kemudian dari kampung Longsoran sebanyak 153 laki-laki (satu diantaranya orang asli Papua), 31 perempuan, dan 10 anak-anak.

Pembebasan direkayasa

Victor Yeimo, Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menuding kisah penyandraan yang diceritakan pihak TNI dan Polri hanya rekayasa. Dia menyebut 300 orang yang diklaim sebagai orang Papua asli merupakan penambang illegal yang diijinkan bisnis oleh TNI dan Polri selama ini.

Dalam pernyataannya, Victor pun membantah terjadi kontak senjata.

"Padahal itu bunyi tembakan anggota TNI/Polri yang ditempatkan, dan didramatisir, seolah-olah TNI/Polri benar-benar membebaskan dari genggaman penyandera. Sama seperti film-film action Amerika Serikat," dalam pernyataan yang diterima suara.com.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI