Setelah Suaminya Ditahan, Istri Novanto akan Diperiksa KPK

Senin, 20 November 2017 | 10:24 WIB
Setelah Suaminya Ditahan, Istri Novanto akan Diperiksa KPK
Deisti Novanto meresmikan pembangunan kembali Meunasah di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. [Dok IIPG]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah menahan tersangka Setya Novanto, Komisi Pemberantasan Korupsi langsung memeriksa Deisti Astriani Tagor, Istri Novanto, Senin (20/11/2017). Dia akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Anang Sugiana Sudihardjo dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik tahun 2011-2012.

Ini merupakan penjadwalan ulang terhadap Deisti. Sebab pada panggilan, Jumat (10/11/2017) lalu dia mangkir. Saat itu Dia dipanggil dalam kapasitasnya sebagai mantan Komisaris PT Mondialindo Graha Perdana.

"Yang bersangkutan diperiksa dalam kapasitas sebagai mantan Komisaris PT Mondialindo Graha Perdana. Penyidik akan melakukan pemanggilan kembali untuk diperiksa, Senin (20/11/2017)," kata Febri, Selasa (14/11/2017) lalu.

Novanto sendiri ditahan di Rutan Klas 1 KPK Cabang Jakarta Timur pada Minggu (19/11/2017) malam. Berdasarkan keterangan dokter yang menanganinya, Novanto dinyatakan tidak perlu lagi dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Citra DPR Hancur, Ini Imbauan Ketua MPR RI untuk Setya Novanto

Setelah dirawat selama hampir 3 hari, Novanto dibawa dari RSCM Kencana dan langsung menjalani pemeriksaan di Gedung KPK pada Minggu malam. Pada dini hari tadi, ketua DPR tersebut lalu dipindahkan ke Rutan KPK.

Novanto sebelumnya dirawat di RS Medika Permata Hijau setelah mobil yang ditumpangi diklaim menabrak tiang lampu di Jalan Panjang, Permata Hijau, Jakarta Barat, Kamis (16/11/2017). Kemudian dia dirujuk ke RSCM Kencana untuk pemeriksaan lanjutan hingga dinyatakan memenuhi syarat penahanan.

KPK menerbitkan surat perintah penyidikan Novanto pada 31 Oktober 2017. Novanto selaku anggota DPR disangka bersama-sama dengan Anang Sugiana Sudihardjo, Andi Agustinus alias Andi Narogong, Irman, dan Sugiharto menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi terkait proyek pengadaan e-KTP.

KPK menjerat Novanto dengan Pasal 2 ayat 1 subsider Pasal 3 UU pemberantasan tindak pidana korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP.

Baca Juga: Setya Novanto: Kecelakaan Itu di Luar Dugaan, Saya Terluka Berat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI