Menteri PUPR: Pembangunan Bendungan Bintang Bano Sudah 50 Persen

Minggu, 19 November 2017 | 22:41 WIB
Menteri PUPR: Pembangunan Bendungan Bintang Bano Sudah 50 Persen
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama rombongan, meninjau pembangunan proyek Bendungan Bintang Bano, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Minggu (19/11/2017). [Suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono bersama rombongan, meninjau pembangunan proyek Bendungan Bintang Bano, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (19/11/2017).

Bendungan Bintang Bano dapat menampung air sebanyak 65,84 juta meter kubik, yang merupakan terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Basuki mengunjungi bendungan itu bersama Bupati Kabupaten Sumbawa Barat Musyafirin dan Wakil Bupati Fud Syaifudin.

Baca Juga: KPK Berencana Pindahkan Setnov ke Rumah Tahanan

Saat menuju ke Bendungan Bintang Bano, Menteri Basuki terlebih dahulu melihat lokasi Bendungan Kalimantong II, di Kecamatan Taliwang, Sumbawa Barat, yang sudah selesai sejak tahun 1993. Bendungan itu sudah mengalirkan air ke irigasi seluas 2.815 hektar.

Bendungan Kalimantong II, nantinya mendapatkan tambahan pasokan air setelah target proyek Bendungan Bintang Bano selesai dikerjakan.

"Ini akan ada tambahan irigasi baru dari Bendungan Kalimantong II seluas 4 ribu hektar, sehingga menjadi total ada 6 ribu hektar, mendapatkan pasokan air," kata Basuki di Taliwang.

Ia mengatakan, masyarakat Sumbawa Barat, banyak bekerja sebagai petani padi. Selama ini, mereka hanya bisa 2 kali panen dalam satu tahun masa produksi.

Baca Juga: Palestina Ancam Putus Hubungan dengan Amerika Serikat

Nantinya, kata dia setelah Bendungan Bintang Bano selesai, para petani dapat 3 kali panen dalam setahun.

"Untuk progres pengerjaan Bendungan Bintang Bano sudah mencapai 55 persen lebih. Untuk target tahun 2018 sudah dapat dilakukan penggenangan, sehingga tahun 2019 sudah bisa dimanfaatkan airnya. Itu juga penting untuk pengendalian banjir di Taliwang, yang beberapa waktu lalu banjir besar dan sumber air baku sebesar 555 liter per detik,” ujar Basuki.

Basuki menjelaskan, manfaat lain Bendungan Bintang Bano adalah untuk digunakan sebagai sumber pembangkit listrik Minihidro sebesar 2x 4,4 Mega Watt, yang akan membantu kebutuhan listrik di kabupaten tersebut.

Selanjutnya, bendungan itu juga berpotensi menjadi lokasi wisata baru. Sebab lokasinya dikelilingi bukit-bukit dan pemandangan hutan belantara yang cukup indah.

Pembangunan proyek Bendungan Bintang Bano dibagi dalam dua kontrak yang telah disepakati pada bulan November 2015.

Kontrak pertama, pembangunan bendungan mencapai nilai kontrak Rp 667,7miliar. Pengerjaan dilakukan oleh dua kontraktor yakni PT Brantas Abipraya dan PT Bahagia Bangun Nusa.

Sementara untuk kontrak kedua, pembangunan spillway bendungan dengan nilai kontrak Rp 209miliar dan dikerjakan oleh kontraktor PT Hutama Karya (Persero).

Selain Menteri Basuki dan pejabat setempat, kunjungan itu juga dihadiri Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I Asdin Julaidy, dan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IX Mataram Budiamin.

Pantauan Suara.com, jalan di wilayah bendungan itu masih berupa tanah liat dan bebatuan. Jalanan juga cukup curam lantaran kondisi hujan ketika kedatangan Menteri Basuki bersama rombongan. Hal itu membuat jalanan cukup sulit dilalui kendaraan bermotor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI