"Untuk progres pengerjaan Bendungan Bintang Bano sudah mencapai 55 persen lebih. Untuk target tahun 2018 sudah dapat dilakukan penggenangan, sehingga tahun 2019 sudah bisa dimanfaatkan airnya. Itu juga penting untuk pengendalian banjir di Taliwang, yang beberapa waktu lalu banjir besar dan sumber air baku sebesar 555 liter per detik,” ujar Basuki.
Basuki menjelaskan, manfaat lain Bendungan Bintang Bano adalah untuk digunakan sebagai sumber pembangkit listrik Minihidro sebesar 2x 4,4 Mega Watt, yang akan membantu kebutuhan listrik di kabupaten tersebut.
Selanjutnya, bendungan itu juga berpotensi menjadi lokasi wisata baru. Sebab lokasinya dikelilingi bukit-bukit dan pemandangan hutan belantara yang cukup indah.
Baca Juga: KPK Berencana Pindahkan Setnov ke Rumah Tahanan
Pembangunan proyek Bendungan Bintang Bano dibagi dalam dua kontrak yang telah disepakati pada bulan November 2015.
Kontrak pertama, pembangunan bendungan mencapai nilai kontrak Rp 667,7miliar. Pengerjaan dilakukan oleh dua kontraktor yakni PT Brantas Abipraya dan PT Bahagia Bangun Nusa.
Sementara untuk kontrak kedua, pembangunan spillway bendungan dengan nilai kontrak Rp 209miliar dan dikerjakan oleh kontraktor PT Hutama Karya (Persero).
Selain Menteri Basuki dan pejabat setempat, kunjungan itu juga dihadiri Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I Asdin Julaidy, dan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IX Mataram Budiamin.
Pantauan Suara.com, jalan di wilayah bendungan itu masih berupa tanah liat dan bebatuan. Jalanan juga cukup curam lantaran kondisi hujan ketika kedatangan Menteri Basuki bersama rombongan. Hal itu membuat jalanan cukup sulit dilalui kendaraan bermotor.
Baca Juga: Palestina Ancam Putus Hubungan dengan Amerika Serikat