Suara.com - Ketua DPR sekaligus TSK kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pasca kecelakaan yang dialami Kamis (16/11/2017). Hari ini, Minggu (19/11/2017) Setnov menjalani tes yang dilakukan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"Tes dari IDI kemudian di-combine dengan tes dari dokter rumah sakit, barulah kemudian mereka punya kesimpulan," Ujar Fredrich Yunadi, penasihat hukum Setnov usai bertemu dengan kliennya.
Kata Fredrich, ada lebih 10 orang dari IDI yang datang ke RSCM hari ini. Ada dua hal yang akan dilakukan dokter untuk menentukan kondisi Setnov bisa diperiksa KPK atau tidak, yakni tes laboratorium dan adanya integritas.
"Ada Laboratory jadi tes-tes di laboratorium seperti tes darah, sinar X, dan sebagainya," Ujar Fredrich.
Baca Juga: TNI-Polri Buru Kelompok Bersenjata di Papua yang Berhasil Kabur
"Saya nggak ngerti ada integritas, pokoknya semacam itu. Contohnya, ada pasien saya yang jatuh dari motor, padahal dokter bilang cederanya udah baik dan ketika di cek udah baik semua, tapi tetap tidak bisa jalan sampai nangis-nangis. Nah itu karena gangguan jiwa,"lanjutnya.
Perumpamaan lainnya, ketika dokter melihat kondisi pasien sudah baik akan tetapi ternyata tidak bisa berbicara atau ketakutan mendengar petir lalu sembunyi di kolong meja. Bisa jadi, kata Frederich, mentalnya ada gangguan.
Frederich pun memuji penanganan Setnov oleh dokter selama di RSCM.
"Jadi di sini dokternya bagus sekali. Semuanya dicek teliti, kesehatan beliau (Novanto) tidak stabil. Tekanan darahnya bisa naik turun, tau-tahutekanan darahnya 220 kan itu bahaya sekali," tambahnya. (laporan: Julistania)