Keberhasilan TNI-Polri Bebaskan Sandera KKB di Papua Diapresiasi

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 18 November 2017 | 03:30 WIB
Keberhasilan TNI-Polri Bebaskan Sandera KKB di Papua Diapresiasi
Evakuasi warga yang disandera KKB di Papua. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz mengapresiasi keberhasilan TNI dan Polri dalam Operasi Satgas Terpadu Penanggulangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

"Kelompok kriminal bersenjata yang awal bulan ini beroperasi meneror warga di Kampung Banti dan Kimbely usai sudah. Semoga dengan tuntasnya drama ini aktivitas ekonomi Kimbely dan Nanti bisa hidup kembali," kata Djan dalam siaran pers yang diterima, di Jakarta, Jumat (17/11).

Untuk diketahui, situasi di Papua sempat memanas setelah kelompok kriminal bersenjata menyandera sekitar 1.300 orang di Desa Kimbely dan Desa Banti, Kabupaten Mimika, Papua.

Atas hal tersebut, TNI bersama Polri membentuk tim gabungan yang diberi nama Operasi Satgas Terpadu Penanggulangan KKB.

Djan berharap pemerintah ke depannya dapat menemukan formula yang komprehensif karena kedua wilayah ini sangat terisolir. Bayangkan saja, tutur Djan, untuk sampai ke sana, dari Timika, orang hanya bisa menggunakan bus PT Freeport Indonesia atau kendaraan aparat. 

"Otomatis, barang-barang yang diperdagangkan warga pendatang di Banti dan Kimbely juga masuk melalui dua angkutan itu," imbuh Djan.

Belum lagi, lanjut Djan, jarak Timika menuju Tembagapura sekitar 38 mil atau 61 km. Sepanjang Timika menuju Tembagapura, ada tiga checkpoint yang harus dilewati. Checkpoint Gorong-Gorong (mil 27), checkpoint bandara (mil 28), dan checkpoint Kuala Kencana (mil 32). 

"Melihat kejadian itu, sepertinya Polri yang di-back up TNI harus lebih tegas sehingga drama penyekapan dan penyanderaan saat ini tidak jadi preseden di kemudian hari," kata mantan Menteri Perumahan Rakyat tersebut.

Sementara itu, warga di Tembagapura, Mimika, Papua yang disandera oleh kelompok kriminal bersenjata akhirnya bisa dibebaskan oleh TNI dan Polri.

"Iya betul, kita sudah evakuasi dengan kendaraan PT Freeport ke Tembagapura," kata Pangdam Cendrawasih Mayjend TNI George Elnadus Supit.

Menurut dia, upaya pembebasan warga Desa Binti dan Desa Kimbley akhirnya ditempuh melalui operasi penyelamatan.

Menurut dia, upaya itu ditempuh setelah proses negosiasi dengan para penyandera menemui jalan buntu.

"Negosiasi menemui jalan buntu, sehingga kita lakukan operasi penyelamatan," ujarnya.

Tim gabungan yang terdiri dari personil TNI dan Polri dikirim ke lokasi lokasi penyanderaan, untuk membebaskan para sandera. Pangdam Chendrawasih mengatakan setelah sempat terjadi kontak senjata, akhirnya para pelaku memilih melarikan diri.

"Terjadi kontak senjata dengan kelompok separatis, sementara belum ada yang kita bekuk, mereka langsung melarikan diri dengan memanfaatkan medan yang sangat sulit untuk pelarian," ujarnya.

Melalui operasi pembebasan tersebut, seluruh warga yang menjadi korban penyanderaan bisa dibebaskan. Sementara tidak ada satupun aparat yang berpartisipasi dalam operasi penyelamatan itu terluka.

Kepala Penerangan Kodam Chendrawasih, Kolonel Muhammad Aidi, menyebut dari pihak TNI, yang berpartisipasi dalam operasi pembebasan sandera itu adalah 13 orang anggota Kopassus TNI AD, dan 30 orang anggota Raider 751 Kostrad TNI AD, dan sejumlah anggota Ton Taipur TNI AD.

Penyerbuan oleh aparat dilakukan sejak pukul 04.00 WIB. Sasaran utama pasukan adalah pos-pos penjagaan KKB di wilayah tersebut. Pada sekitar pukul 09.00 WIB, wilayah tersebut berhasil dikuasai.

"Para separatis melarikan diri ke hutan dan gunung, belum bisa dipastikan apakah kelompok separatis OPM ada yang korban karena cuaca berkabut tebal," katanya.

Setelah wilayah dipastikan aman, seluruh warga pendatang di antara 347 orang sandera, dievakuasi dari lokasi. Warga pribumi tidak ikut dievakuasi, karena memilih untuk tinggal. Untuk pengamanan, pasukan gabungan masih disiagakan di lokasi tersebut. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI