Suara.com - Jurnalis Tempo, Abdul Manan, mendeklarasikan diri akan maju dalam pemilihan Ketua Umum AJI Indonesia Periode 2017-2020. Pemilihan akan berlangsung dalam Kongres AJI Indonesia di Surakarta, Jawa Tengah, Jumat - Minggu (24-26/11/2017).
"Saya menjawab tantangan yang disodorkan kepada saya melalui pertanyaan sejumlah anggota AJI. Saya kira ini jawaban yang rasanya akan disampaikan oleh anggota AJI jika mendapat tantangan seperti itu," kata Manan saat dihubungi Suara.com melalui telegram, Kamis (16/11/2017).
Menurutnya, ia maju menjadi salah satu calon Ketum AJI Indonesia untuk membenahi persoalan mendasar yang masih dihadapi para jurnalis. Salah satu tantangan terberat jurnalis adalah bagaimana menghadapi dampak dari digitalisasi, yang itu mempengaruhi cara kerja jurnalis dan model bisnis media.
Sebagian media menghadapi digitalisasi ini dengan melakukan konvergensi, di mana jurnalis tak lagi bekerja dengan model sebelumnya yang hanya berpaku pada 1 platform tertentu. Ada kebutuhan jurnalis untuk tak lagi hanya menguasai satu platform, misalnya cetak, broadcast, radio. Konvergensi mensyaratkan jurnalis setidaknya menguasai lebih dari satu platform agar ia bisa berkonvergensi dg baik. Untuk itu dia perlu menambah skill.
Baca Juga: AJI Indonesia Gelar Festival Media 2017 di Surakarta
Digitalisasi juga memberi peluang baru, antara lain makin banyaknya fitur atau aplikasi baru yang itu perlu dikuasai juga oleh jurnalis agar bisa mendapatkan benefit dari perkembangan teknologi baru tersebut.
Dampak yang paling terasa adalah pada perubahan model bisnis akibat digitalisasi, yang membuat media-media konvensional perlu melakukan inovasi agar tetap eksis. Media perlu berinovasi karena konsumen media banyak menggunakan platform digital. Perubahan pola konsumen itu juga menyebabkan perubahan periklanan, di mana digital menjadi platform yang lebih dilirik oleh mereka karena konsumennya banyak di sana. Otomatis, peralihan iklan ke digital jadi lebih besar. Ini sebab bisnis media digital menjadi banyak dilirik.
"Media yang tak bisa mengantisipasi trend ini otomatis akan mengalami penurunan, atau lebih parah akan tutup. Para pekerjanya tentu saja akan di-PHK. Karena itu media digital menjadi pilihan, meski harus juga disadari bahwa bergesernya kue iklan ke digital tak otomatis itu dinikmati media-media berita online. Sebab, faktanya iklan digital justru masih lebih banyak dinikmati mesin pencari seperti Google atau media sosial seperti Facebook. Itu media online perlu bekerja keras untuk merebut kue iklan itu, dan media konvensional berhati-hati dalam peralihan itu," jelasnya.
Untuk itu, apabila terpilih, Manan menjanjikan AJI Indonesia akan berupaya meningkatkan skill anggota AJI agar bisa mendapatkan manfaat dari perkembangan baru dan eksis di tengah iklim yang berubah. Selain skill dalam jurnalisme, juga keterampilan dalam bisnis. Sebab, ada juga anggota AJI yang merintis usaha media.
Selain itu, AJI akan menyusun program peningkatan kesejahteraan anggotaa sesuai tingkat kebutuhan. Yang utama memang pada peningkatan skill individual agar lebih kompetitif. Bagi jurnalis anggota AJI yang bekerja dg status karyawan, misalnya, ini diperlukan agar ia memiliki nilai lebih dari yang lain, yang harapannya itu akan meningkatkan kesejahteraannya. Untuk yang tidak berstatus karyawan, ketrampilan yang dimilikinhya akan menjadi nilai lebih sehingga dia memiliki peluang untuk mendapatkan kesejahteraan. Atau setidaknya dengan mudah mencari alternatif jika berada di media yang secara ekonomi tak memberinya kesejahteraan.
"Bagian dari upaya ini juga adalah mendorong anggota untuk berani menuntut perbaikan kesejahteraan melalui instrumen yang tersedia, yaitu serikat pekerja," jelasnya.
Soal kesejahteraan ini merupakan isu krusial karena menjadi basis dari soal lainnya, yaitu kepatuhan pada etika dan profesionalisme. Perbaikan kesejahteraan diharapkan memberi efek samping berupa meningkatnya ketaatan pada etika.
Baca Juga: Ini Alasan Syofiardi Bachyul Maju Jadi Caketum AJI Indonesia
Kalau program internal, yang utama adalah program sistematis untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan AJI kota, baik dalam pengelolaan organisasi, pendanaan maupun pelaksanaan program. Sebab, AJI kota ini kan ujung tombak organisasi, yg berhubungan langsung dg anggota. Jadi, AJI kota merupakan kunci bagi terlaksananya pencapaian vis misi AJI.