Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Imam Nahrawi mengatakan radikalisme muncul dan terbentuk karena adanya keraguan di dalam tubuh masyarakat itu sendiri.
"Pada dasarnya radikalisme muncul bukan karena pengaruh luar secara penuh, namun masyarakat dan pemuda pada umumnya ragu dengan karakter filter diri yang dimiliki sehingga terpengaruh," kata dia, di Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (17/11/2017), saat memberikan kuliah umum tentang meningkatkan nasionalisme terhadap pengaruh radikalisme.
Saat ini, ujar dia, banyak pemuda dan masyarakat pada umumnya terpengaruh radikalisme karena tidak memiliki keyakinan utuh serta lemahnya pengetahuan dalam menerima suatu informasi yang mengarah kepada ideologi baru.
Ia menegaskan radikalisme tersebut bukan karena kelompok tertentu membawa namun karena masyarakat terbuai dan terbawa ke dalam isme, opini, doktrin atau ajaran baru.
Baca Juga: Setara Institute Sebut Depok-Bogor Rawan Paham Radikalisme
Namun pihaknya berpendapat rasa nasionalisme masyarakat Indonesia tidak akan goyang sedikit pun karena hal itu dapat merusak kebhinekaan bangsa dan negara.
Meskipun demikian pihaknya mengajak seluruh masyarakat terutama pemuda untuk menyebarluaskan dan mencerdaskan pihak yang terpengaruh paham tidak sesuai dengan idiologi pancasila.
"Pemuda memiliki tugas penting untuk menyandarkan dan mencerdaskan serta memberi pengertian kepada orang-orang yang terpengaruh paham tersebut sedangkan sisi hukum diserahkan kepada aparat," ujarnya.
Wakil Wali Kota Pariaman Genius Umar, mengatakan pemuda merupakan salah satu pelopor dalam membangun bangsa dan negara.
Pemuda di Sumatera Barat khususnya Kota Pariaman dinilai sudah mulai bergerak kepada hal-hal yang dapat membangun bangsa dan negara di berbagai sisi.
Baca Juga: Santri Harus Jihad Perangi Radikalisme dan Intoleransi
"Pemuda di Pariaman sudah banyak yang maju dan membangun daerah seperti di bidang lingkungan hidup, penyelamatan satwa yang dilindungi, termasuk ekonomi kreatif dan seni," ujar dia.