Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat tak berkonflik hanya gara-gara berbeda pilihan politik saat pemilihan umum, baik tingkat daerah maupun nasional.
Permintaan itu diucapakan Jokowi dalam acara silaturahmi dengan kepala suku dan lembaga adat seluruh Indonesia di Istana Kepresidenan, Bogor, Kamis (16/11/2017).
"Saya berharap jangan sampai karena perhelatan politik, karena pilihan bupati, gubernur, maupun presiden, menjadikan kita tidak rukun," kata Jokowi.
Baca Juga: Sekjen Golkar: Setnov Tak Lari, Cuma Masalah Waktu
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan, pilkada maupun pilpres hanya momen memilih pemimpin untuk jangka waktu memerintah lima tahun, tidak selamanya.
Karenanya, ia meminta kepada warga agar jangan memendam rasa benci antarsesama karena berbeda pandangan dan pilihan politik.
"Tapi kadang kita terbawa oleh perasaan-perasaan, waduh. Sudahlah, pilih pemimpin terbaik, setelah itu kita rukun kembali. Terus kita jaga kerukunan persaudaraan yang ada," terangnya.
"Jangan sampai dibawa (konflik) bertahun-tahun suasana pemilu masih ada, kebencian diangkat-angkat terus. Lupa kita ini adalah saudara sebangsa dan setanah air," tukasnya lagi.
Sebelumnya Jokowi menceritakan, dirinya ketika bertemu Presiden Afganistan mendapatkan pesan agar menjaga kerukunan bangsa Indonesia. Sebab Indonesia sangat beragam suku, budaya, agama.
Baca Juga: Ditjen Imigrasi: Setnov Masih Berada di Indonesia
"Pesan yang saya ingat betul dari Presiden Afganistan; Presiden Jokowi hati-hati, dijaga persaudaraan, kerukunan, jangan sampai seperti yang ada di Afganistan, yang sangat sulit dan kacau. Ini lah yang harus terus kita jaga," jelasnya.