Makin parah kerusakan pori jalan, makin banyak volume adukan materialnya yang digunakan.
Kondisi Jalan Nasional di Wilayah PJN 2 Jawa Barat
Usai uji coba slurry seal di ruas Ciamis-Batas Jateng km 125, Budi Wiyono mengatakan, terdapat 8 PPK untuk sekitar 800 km jalan nasional yang terdiri dari Nagrek-Batas Jateng, Pantai Selatan Jabar, mulai dari Pangandaran-Cidaun-Jampang Kulon-Pelabuhan Ratu, ke utara ke Cianjur-Batas Raja Mandala, ke arah Benda di barat.
Menurutnya, sempat terjadi keterlambatan penanganan long segmen, sehingga sempat terdapat 11000 lubang jalan. Selain itu, masih banyak lebar jalan yang belum sama dengan standar 7 m, sehingga menghasilkan bottle neck. Hal ini terjadi di daerah Pantai Selatan Jawa Barat, Pangandaran, Jampang Kulon, Pelabuhan Ratu, dan Cibadak.
“Padahal daerah selatan ini mendukung jalur wisata, mulai dari Ciwidey, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, dan Ciletung. Jadi kalau ditempuh butuh waktu 1 hari 1 malam dari Pangandaran ke Pelabuhan Ratu,” ujar Budi.
Meski begitu, Budi tetap lega karena fungsionalitas jalan sudah tercapai.
Permasalahan lainnya adalah longsoran badan jalan, karena ketika dilebarkan tidak dibuat drainase, seperti di wilayah Sukabumi dan Cianjur. Di kedua wilayah tersebut, masyarakat juga menggunakan bahu jalan untuk berdagang sehingga menutup drainase.
“Kami mengharapkan dukungan dari pemda terkait pedagang kaki lima. Kami kesulitan untuk menertibakannya. Jika terjadi longsor akibat tidak ada drainase, maka hal ini mengakibatkan dana perbaikan yang besar,” jelas Budi.
Pada 2017 PJN 2, Jabar dipercaya mengelola anggaran sebesar Rp450 miliar, yang dipakai untuk pelebaran dan rekonstruksi jalan. Tahun 2018 PJN Wilayah 2 Jabar akan mendapatkan tambahan ruas Soreang, akses Waduk Jatigede dan Cikijing-batas Jateng. Sementara untuk jembatan, menurut Budi, saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan, karena peralihan status jalan kabupaten menjadi provinsi, kemudian jalan nasional hanya dalam konteks administrasi saja, sedangkan kondisi struktur jembatannya masih di bawah standar jalan nasional.
Untuk penanganannya, ada beberapa titik jembatan yang dilakukan pemeliharaan berkala, bahkan penggantian, seperti Jembatan Cibaruyan. Budi menambahkan, banyak jembatan di wilayah kerjanya yang sudah tua karena dibangun pada 1980-an.
“Kita juga membutuhkan beberapa duplikasi jembatan, tetapi untuk tahun 2018, kami diminta agar menjaga jembatan yang ada untuk fungsional dulu,” katanya.