Suara.com - Selain kerap melakukan kunjungan kerja (kunker) pada hari libur, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono juga tak segan meninjau kemajuan proyek pembangunan infrastruktur di berbagai daerah hingga malam hari. Hal ini juga dilakukannya saat kunker ke Provinsi Sulawesi Utara, Selasa (14/11/2017).
Di provinsi tersebut, Menteri Basuki mengunjungi tiga proyek sekaligus, yakni tol Manado-Bitung, Bendungan Lolak, dan diakhiri meninjau Bendungan Kuwil Kawangkoan, yang jaraknya cukup jauh.
Tiba di Bendungan Kuwil Kawangkoan, yang terletak di Kecamatan Kalawan, Kabupaten Minahasa Utara, pukul 22.30 WITA, selama 45 menit Basuki berada di lokasi dan melihat progress pengerjaan dua terowongan sebagai saluran pengelak, yakni terowongan inlet sepanjang 520 meter, dan outlet sepanjang 550 m, yang diharapkan rampung pada Februari 2018.
Saluran pengelak diperlukan untuk mengalihkan aliran Sungai Tondano selama periode pelaksanaan konstruksi bendungan. Demi mengejar target penyelesaian, konstruksi terowongan bendungan dikerjakan siang dan malam selama 100 hari kerja.
“Pembangunannya dikerjakan siang dan malam untuk mengejar ketertinggalan, akibat kendala pembebasan lahan, agar penyelesaiannya bisa kembali sesuai rencana," kata Basuki.
Dengan estimasi 100 hari kerja, maka setiap hari diharapkan terjadi penambahan sepanjang 4,5 m, baik dari sisi inlet dan outlet. Adapun total panjang terowongan yang sudah terbangun adalah 378,5 m, dengan rincian progress inlet mencapai 141 m dan outlet mencapai 237,5 m.
Kehadiran Bendungan Kuwil sangat diharapkan oleh warga Minahasa dan sekitarnya. Apalagi daya tampung bendungan mencapai 23,37 juta meter kubik, yang menjadi harapan warga untuk mereduksi banjir sebesar 282,18 meter kubik per detik. Banjir kerap terjadi di Kota Manado dan sekitarnya.
Selain itu, dengan debit 4,50 m3/detik, bendungan ini bisa menyediakan kebutuhan air baku bagi warga kota Manado, Kecamatan Kalawat, Kota Bitung dan KEK Bitung. Tak hanya itu, Bendungan Kuwil juga memiliki kapasitas pembangkit listrik tenaga air sebesar 1,2 mega watt dan mampu menjadi lokasi pariwisata.
Percepatan pembangunan bendungan merupakan wujud komitmen Kementerian PUPR untuk selalu mendukung perwujudan program ketahanan pangan nasional yang merata di seluruh Indonesia. Selain itu, program pembangunan juga sejalan Nawa Cita Presiden Jokowi, yang mengamanatkan pemerintah untuk selalu hadir di tengah masyarakat, guna mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Saat ini, pembebasan lahan sudah sekitar 50 persen atau 170 hektar. Sisanya sekitar 176 ha, masih dalam proses yang akan dibebaskan untuk badan bendungan dan daerah genangan. Pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan dikerjakan oleh PT. WIKA - DMT, KSO , PT. Nindya Karya (Persero) Tbk, dengan total nilai kontrak sebesar Rp1,41 triliun dan biaya pengadaan lahan sebesar Rp232 miliar.
Semula bendungan ini ditargetkan rampung pada Oktober 2020, namun karena proses pembebasan lahan lebih cepat berkat sinergi kerja sama Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara dengan Pemerintahan Kabupaten Minahasa Utara, maka target penyelesaiannya dipercepat. Saat ini progress keseluruhan pembangunan bendungan sudah mencapai 12,26 persen.
“Balai wilayah sungai, kontraktor, dan konsultan harus bisa menjadi satu tim, bekerja sama dengan baik untuk mengerjakan proyek bendungan untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya,” kata Basuki.
Secara khusus, Menteri Basuki juga menekankan, pembangunan 33 bendungan secara serentak saat ini merupakan kesempatan yang langka bagi para insinyur muda. Mereka harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk menimba ilmu dan pengalaman, serta membangun kompetensi ahli bendungan yang sangat dibutuhkan di Indonesia.
Turut mendampingi Menteri Basuki dalam kunjungan tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air, Imam Santoso, Dirjen Bina Marga, Arie Setiadi Moerwanto, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi, I Djidon R Watania, dan Kepala Biro Komunikasi Publik, Endra S. Atmawidjaja.
Hadir pula General Manager PT. Wika Adhyasa, Yutono dan Direktur PT. Nindya Karya, Imam Sugiatno.