Perempuan di Lukisan 150 Tahun Lalu Ini Disebut Pegang Ponsel

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 15 November 2017 | 18:06 WIB
Perempuan di Lukisan 150 Tahun Lalu Ini Disebut Pegang Ponsel
The Expected One atau Sunday Morning, lukisan karya pelukis dari Austria abad ke-19, Ferdinand Georg Waldmülle. [Neue Pinakothek]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pelukis dari Austria abad ke-19, Ferdinand Georg Waldmüller, disebut sudah mampu menujumkan perkembangan tekonologi pada 150 tahun sesudahnya, yakni kehadiran telepon seluler.

Setidaknya, seperti dilansir The Sun, Selasa (14/11/2017), itulah yang ada di benak banyak orang ketika melihat satu lukisan karya Ferdinand berjudul "The Expected One."

Lukisan yang diselesaikan Ferdinand pada tahun 1860 tersebut, menjadikan seorang perempuan era 1800-an sebagai subjek utama.

Baca Juga: Sandiaga Terbang ke Dubai Malam Ini Diundang Syekh Muhammad

Perempuan itu digambarkan tengah berjalan di sebuah jalan sembari memegang sesuatu yang dianggap banyak orang kekinian sebagai ponsel. Sementara tak jauh di depan perempuan itu, ada seorang laki-laki yang memegang bunga tengah menunggunya.

Benda yang di tangan perempuan itu menarik perhatian seorang pensiunan pegawai asal Glasgow, Skotlandia, yang melihat lukisan tersebut di Museum Neue Pinakothek, Muenchen, Jerman.

“Saya akhirnya menyadari, perubahan teknologi ikut mengubah pemikiran saya ketika melihat lukisan tersebut. Orang-orang masa itu pasti melihat benda di tangan perempuan tersebut sebagai buku kumpulan doa. Sementara saya melihat benda itu sebagai ponsel,” tuturnya.

Sebenarnya, benda yang dibawa perempuan dalam lukisan itu tentu saja bukan telepon genggam. Benda itu adalah sebuah buku lagu gereja.

Baca Juga: Iran Tolak Bantuan Israel untuk Korban Gempa 7,3 SR

Pengelola museum maupun ahli lukisan karya Ferdinand memastikan, benda yang dipegang perempuan tersebut bukanlah ponsel.

Mereka bersepakat bahwa benda yang ditangan perempuan itu adalah buku kumpulan doa. Itu diperkuat dengan nama lain lukisan itu, yakni “Sunday Morning” yang menggambarkan suasana orang kala itu yang hendak pergi ke gereja.

“Perempuan dan laki-laki dalam lukisan itu memakai baju bagus, Pada era itu, orang-orang hanya menggunakan pakaian terbaiknya saat hari minggu, yakni untuk ke gereja,” terang pengelola museum.

 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI