Faktor Ini yang Memicu Ibu Semprot Anak Pakai Racun Nyamuk

Siswanto Suara.Com
Rabu, 15 November 2017 | 16:29 WIB
Faktor Ini yang Memicu Ibu Semprot Anak Pakai Racun Nyamuk
Barang bukti kasus ibu aniaya anak hingga meninggal dunia [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Arist Merdeka Sirait menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu NW (26) tega menganiaya hingga mengakibatkan anaknya, GW (5), meninggal dunia.

“Ya, ada faktor karena ibu ini single parent ya. Lalu, karena single parent secara ekonomi juga terbatas dan ini mengakibatkan ibu ini mengalami kondisi depresi. Kondisi depresi artinya bahwa tidak lagi konsentrasi bagaimana mendidik anak, tetapi lebih pada konsentrasi menghidupi keluarga ini secara ekonomi,” kata Arist kepada Suara.com, Rabu (15/11/2017).

NW yang tinggal di kamar kos Sam Residence, Duri Kepa, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, menghidupi anak sendirian. Tak mudah menjadi ibu sekaligus kepala keluarga. NW menjadi tertekan dan efeknya kurang memperhatikan pola mendidik anak.

“Yang kedua, itu pola pendidikan dan pengasuhan yang salah ya, selain faktor yang tadi depresi akibat ekonomi, dia single parent ditinggalkan suami dan sebagainya. Akhirnya, dengan sendiri itu artinya mengakibatkan akumulasi terhadap perilaku-perilaku psikologis yang ada. Itu faktor yang pencetus,” kata dia.

NW menjadi uring-uringan. Apalagi dia jarang bersosialisasi dengan orang lain sehingga tak punya tempat untuk berbagi masalah.

Begitu anaknya melakukan sesuatu di luar keinginannya, NW gampang meledak.

“Alasannya kan karena anak itu ngompol, anak itu tidak mau dengar perintah ibunya, sudah mulai melawan. Akhirnya, ibu ini melampiaskan kekesalannya dengan melakukan kekerasan, itu kan dampak-dampaknya,” tambahnya.

Tapi, Arist tetap tidak menolerir tindakan kekerasan yang dilakukan NW terhadap anaknya, apapun alasannya.

“Nah, saya melihatnya bahwa apa yang dilakukan oleh ibu ini adalah pengabaian terhadap hak-hak anak itu. Walaupun saya mengatakan, tidak dibenarkan alasan kemungkinan apapun, alasan depresi, dan sebagainya tetapi melakukan penyiksaan pada anak,” tuturnya.

Single parent

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI