Ada Lima Ribu Korban 65 Dikubur di 16 Lokasi Ini

Rabu, 15 November 2017 | 16:03 WIB
Ada Lima Ribu Korban 65 Dikubur di 16 Lokasi Ini
Ketua YPKP 65 Bedjo Untung [suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965-1966 menemukan 16 lokasi kuburan massal korban kejahatan kemanusiaan di Purwodadi, Jawa Tengah.

"Jumlah seluruh korban mencapai 5.000 orang. Ini melengkapi laporan YPKP 65 terdahulu 122 titik, kini menjadi 138 titik," kata Ketua YPKP 65 Bedjo Untung saat melaporkan temuan ke Komnas Hak Asasi Manusia, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2017).

Ke 16 lokasi kuburan massal, yakni:

1. Kali Ganjing, Kecamatan Purwodadi

2. Kali Glugu, Kecamatan Palu Kulon

3. Pesantren Kali Aran, Jati Pohon Kecamatan Grobogan

4. Bui jatipohon Kamp Takhrln (tempat transit menuju eksekusi).

5. Jambatan Bandang, Kali Rejo, Wiro Sari, Grobogan, kiri dan kanan jalan.

6. Waduk Simo, Kradenan.

7. Pasar Kuwu Kradenan, Kamp Tapoi

8. Waduk Langon, Kradenan

9. Sendang Tapak, Jalinan, Ngrimpl, Tawang Harjo.

10. Pangkrengan, Tawangharjo (KM 12 Purwodadi dan KM 73 Semarang - Purwodadi) Grogolan bekas rel PJKA.

11. Dapiang, selokan tepi jalan raya Purwodadi, Semarang

12. Tego Wanu (jembatan Rowo Taco Wanu)

13. Hutan Monggot, Gundl, Geyer, Grobogan (korban lebih dari 2.000 orang)

14. Kedung Jati, Grobogan 15. Hutan Sanggarahan, KPH Gundl

16. Mojo Legi, Kecamatan Toroh.

YPKP 65 sampai sekarang masih terus menerus mencari lokasi pekuburan massal korban korban tragedi 65. Bedjo yakin masih banyak lokasi yang belum ditemukan.

"Dan masih banyak lagi (pekuburan yang lainnya)," kata Bedjo.

Bedjo meminta Komnas HAM periode 2017-2022 aktif. Komnas didesak untuk menyelesaikan pelanggaran HAM berat masa lalu.

Bedjo mengatakan Komnas HAM merupakan salah satu lembaga negara yang bukan saja berkompeten dalam hal penegakan hukum dan HAM, melainkan juga menjadi benteng terakhir keadilan bagi korban 65, yang selama ini terpinggirkan.

"Rekomendasi Komnas HAM, tim penyelildik itu supaya ditindak lanjuti, dikawal. Yang sekarng mangkrak di kejaskaan agung, kejaksaan agung tidak boleh diamkan, dengan alasan bolak-balik berkas, kalau ada kekurangan supaya Komnas HAM lengkapi. Saya bilang itu, kurang bukti apa lagi, kuburan masal sudah cukup, dokumen sudah diserahkan, dokumen Amerika, dokumen sidang tribunal, saya minta Komnas HAM menindaklanjuti," kata Bedjo.

"Harapan saya Komnas HAM lebih proaktif, lebih berani, lebih berani pasang badan, jangan takut, karena ini dalam rangka kebenaran, penegakan hak asasi manusia, jangan takut," Bedjo menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI